Don’t You Remember
Vari,
Ah, maafkan saya yang
kemarin tidak sempat mengirimi kamu surat. Saya terlalu bersemangat mengikuti
Mercedes-Benz Fashion Week hingga kelupaan waktu. Memang sih acaranya hanya
sampai sore hari, dan seharusnya bisa menulis di sela-sela waktu menonton, tapi
karena terlalu bersemangat bertemu teman-teman jadinya saya lupa.
Bisa masuk ke acara
tersebut adalah kesempatan yang langka untuk saya. Memang sih bisa saja
menonton dari live streaming, tapi undangan dari teman tidak seharusnya dibuang
begitu saja bukan? Seorang sahabat yang bekerja untuk DKNY mengajak saya untuk
hadir. Saya senang sekali. Melihat beberapa koleksi cantik karya Donna Karan
secara langsung sungguh langka sekali.
Sebetulnya saya ingin
datang lagi tanggal 13 nanti, koleksi-koleksi Anna Sui akan ditampilkan. Tapi
saya akan terbang ke Jakarta pada hari itu. Saya harus menghadiri pesta
pernikahan tante saya dari Ayah. Tidak mungkin tidak datang, kecuali saya mau
dipecat jadi anak oleh ayah. Hari ini sudah mulai mem-packing barang-barang
yang seperlunya untuk dibawa. Mungkin saya akan di Indonesia selama satu bulan.
Ada beberapa urusan yang bersangkutan dengan bisnis Ayah yang harus saya
tangani. Meninggalkan kampung halaman beberapa tahun ternyata tidak membuat
Ayah lupa janji saya untuk membantu mengurus beberapa bisnis villanya di Lombok
dan Manado.
Hey, apa rencanamu
Valentine nanti?
Masih ingat ngga, kita
pernah merayakan valentine bersama beberapa teman di sebuah cafe bertahun-tahun
lalu? (ohh well, sounds am old)
Kita, Saya, kamu, Leily,
Davi sahabatmu, dan beberapa nama lainnya. Kita merayakan acara Valentine
bersama-sama meski kita semua tak berpasangan. Yang cowoknya pakai kemeja pink
sedangkan yang cewek diharuskan memakai dress pink. Semua pengunjung pikir kita
melakukan “multi-date”. Masih ingat?
Sepulang dari cafe itu
kita melanjutkan clubbing, memesan meja dan beberapa botol. Dan saya tewas
seketika di gelas ketiga Long Island.
Pulang harus menenteng sepatu hitam beludru yang tingginya sampai 12 cm. Semua
tertawa ketika saya hanya senyum-senyum melihat beberapa lelaki bule di dalam
club. Leily dan Davi sampai menjuluki saya “Si Magnet untuk Bule”. Dan saya
hanya nyeletuk “Berarti muka gue mirip pembantai dong?”. Masih ingat?
I gave you the space so
you could breathe
I kept my distance so
you would be free
Jarak kita sudah terlalu
jauh ya. Sejauh Laut Pasifik.
Agnes
PS: Ini pesananmu.
Central Park di bulan Februari.
Oleh: @starlian untuk
@@egbertz
Diambil dari: http://starlian24.wordpress.com/
---
Masterplan
Dear Agnes,
senang mendengar kabar
dari kamu.
Kamu sudah mempunyai
rencana yang sangat bagus.
Saya juga punya rencana
tapi belum melibatkan valentine nanti.
Tapi bisa saya
rencanakan jika ada perubahan.
Ah, valentine. Setelah
kejadian waktu itu saya masih berharap kita bisa mengulangi kegilaan yang sama.
Tapi tampaknya usia dan
waktu susah diajak berkompromi.
We're all part of the
masterplan
Ketik saya membuat
rencana ini, dimana salah satunya melibatkan pulang ke Bandung untuk bertemu
dengan Sherli, saya berharap saya juga masuk dalam rencananya.
Mungkin kita tidak akan
bersua walaupun kita berada di tanah yang sama.
Kalaupun laut Pasifik
masih memisahkan kita, jangan lupa kirimkan kata - kata beritamu.
Saya akan selalu membaca
cerita - cerita kita.
Vari
ps : saya suka putihnya
februari di central park
Surat balasan untuk
@starlian dari @egbertz
Diambil dari:
http://lubang-hitam.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment