13 February 2013

Teruntuk 2 Ciptaan Tuhan


Ini surat di hari ke 30, surat spesial teruntuk ciptaan Tuhan paling sempurna. Ayah dan ibu :)

Aku terbangun dari tidur malam. Iseng kubuka galeryy dihandphone, ada foto ayah dan ibu 2 Hari yang lalu. Rasanya baru kemaren aku diatar mereka ke TK, aku dititipin sama guru karena mereka takut meninggalkanku sendiri disana. Ah rasanya bahagia sekali waktu itu :)

Selanjutnya ketika aku SD, walau aku bersekolah di tempat yang sama dengan ibuku mengajar, tapi tak hentinya ayah dan ibu menanyakan hari-hariku dengan guru kelasku. Tuhaaann aku merasa nomor satu.

Kemudian ketika aku beranjak remaja, SMP. Itu pertama kalinya aku belajar naik angkot dari rumah ke sekolahan. Tanpa ayah dan ibu yang mengantar, aku merasa mulai tidak diperhatikan lagi. Disini aku mulai merasakan sesuatu yang bernama kehilangan. Baik berupa kasih sayang dan bentuk fisik seseorang.

Tingkat akhir aku di smp, aku tinggal bersama nenek dan kakak sepupuku, aku sayang beliau. Beliau tempat aku mengadu ketika aku bertengkar dengan ayah atau ibu. Di akhir aku ujian nasional beliau meninggalkanku, selamanya… 
Tuhaaann sebagian bahagiaku mulai benar-benar memudar. Tidak utuh seperti kecilku.

Kemudian SMA, perhatian kedua orang tuaku yang menurutku memudar kini kembali, sekolahku mereka semua yang mengurus. Pulang dan pergi sekolah selalu diantar dan dijemput. Aku bahagaiaaa. Aku tidak pernah malu dikatain anak ayah dan ibu.

Dan selanjutnya ketika putri mereka beranjak dewasa. KULIAH. Aku kembali merasakan kehilangan. Lebih tepatnya memudar. 
Oh tuhaaann sungguh cobaan berat bagiku. Aku mulai sering mengikuti kegiatan kampus yang membuat aku berpisah jarak dengah ayah dan ibu. Ini sungguh perasaan menderita. Mereka tidak pernah menghubungi aku ketika aku jauh. Aku pikir mereka tidak pernah peduli dengan ku. 
Aku anaknya cengeng, aku gak pernah bisa dengar suara ayah sama ibu kalo kita lagi berjarak.

Sekarang, ketika aku 20 Tahun hidup bersama mereka, aku mengerti. Tidak pernah sedikitpun rasa itu memudar. Dari Tk - sekarang. Itu hanya perasaan kotorku saja.

Ibu, wanita paling cerewet yang ada dihidupku. Dia yang paling banyak petuah ketika aku pergi jauh. Paling sering menanyakan kabarku, paling sering bilang sayang. Selalu menyiapkan isi koper dan tas ku ketika aku jauh. Setiap sarapan pagi selalu suapin aku pake tanganya. Aku sayang ibu.

Ayah, kalo jauh rindu, kalo deket berantem. Paling bisa buat aku marah, paling bisa buat aku nangis. Paling tenar dikalangan teman-teman aku. Sekarang mulai merambah dunia maya. Sedikit sedikit curhat didunia maya. Tapi beliau emang ayah paling oke. Kalimatnya di dunia maya inspiring bannget. Aku sayang ayah.

NB : ibu sempat nangis waktu aku mau berangkat ke singapura. Sedangkan ayah nggak pernah mau ngeliat aku benar-benar pergi dari hadapannya.
Tuhaaann. Entah kapan surat ini sampai kemereka. Tolong jelaskan kepada mereka, seluruh hidupku mungkin nggak berjalan tanpa mereka. Katakan pada mereka agar selalu disisiku.
Tak terhitung kesalahan yang kuperbuat, jauh dari itu aku mencintai mereka dengan segenap diriku.

Dengar air mata.

Jambi, 12 februari 2013


Oleh @ulliulli
Diambil dari http://asiltawani.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment