13 February 2013

Dulu Mereka Bilang Kita Saudara

Untuk sahabat-sahabat ku tercinta
Darah kita pernah jatuh di lumpur yang sama.


Halo, saudara ku semua.

Teman-teman ku yang aku cintai dan kasihi. Beberapa tahun pernah kita lewati bersama. Pernah berada dalam bangku sekolah yang sama. Saat-saat kita merasa benar-benar muda, merasa paling gagah dan paling ganteng. Arogan! Oh, apa itu cuman aku dan perasaan ku aja? Hehe, yang pasti kita pernah merasakan masa-masa yang jarang bahkan gak bisa dilupakan, bersama-sama.


Hai Arep! Halo Wawog! Woii Yosua! Apa saja yang kalian ingat tentang masa-masa itu? Walaupun kita pernah berbeda dalam masa-masa tersebut, entah kenapa aku merasa dekat dengan kalian. Aku masih ingat, ketika dulu Arep di SMP masih cupu. Masih kecil belom setinggi sekarang, masih gak tau apa-apa dan bloon parah. Kita emang gak begitu deket sih waktu SMP. Tapi, kamu masih inget gak ketika kelas 1 SMA,  kita bareng temen-temen ada acara tahun baruan. Iya, cuman ke alun-alun kota jogja sih. Jaman-jaman kita kan emang masih seneng dateng ke konser-konser begituan. Nah, begimane ceritanye di situ kamu bisa ilang? Padahal iya kita bareng-bareng rame-rame. Betul sekali, saat itu Arep ilang ketika perjalanan kita mau pulang, mana gak bawa hape. Ilang dalam gerombolan besar pawai motor, iya! Ya benar saja, waktu itu kamu masih bloon juga, cupu nya gak ketulungan. Sampai-sampai aku harus balik lagi, buat nyariin kamu, yang ternyata udah sampai rumah. Untung-untung masih ada inisiatif buat ngasih kabar via hape ibuknya, agak pinter kali ini. Namun sejak saat itu kamu tahu, betapa deketnya kita. Bak sepasang kekasih yang tak bisa dipisahkan. Namun tenang aja, aku masih berpegang teguh dengan orientasiku yang lurus, bahkan dengan type perempuan ku.



Ini cuman salah satu dan mungkin awal mula kisah dan kenangan kita, Rep. Masih banyak kenangan-kenangan yang bahkan sampai sekarang masih bikin ngakak gak ketulungan, ada juga yang bikin naik darah tapi jatohnya tetep aja kalau keinget bikin ketawa, kenangan-kenangan yang kadang bikin kangen. Tragedi Gunungan Tlepong? Tragedi Toilet SMA? Banyaaaaakk, aaaaaaakkkk....



Dan perlu diinget aja nih temen-temen, kemesraan dari kata-kata ku di sini sekali lagi bukan karena pembelokkan orientasi, tapi terlebih karena aku menganggap kalian memang sebagai saudara ku, keluarga ku sendiri. Sahabat-sahabat ku..



Wog, iseh urep wog? Hehe, pie Wog, apa kabar? Masih sama, bisa tidur dimana aja? sama aja sih ya sebenernya sama Arep. Wog, kamu ini pernah mau menghancurkan Motor 'Tiger' Ganteng ku. Jadi ceritanya, waktu itu kalau gak salah kelas 2 SMA, bareng temen-temen juga kita ada jalan-jalan ke Keteb dan Kopeng, pawai motor coii, darah muda yang memang masih sangat arogan, melebihi aparat. Di perjalanan pulang kamu kan yang bawa motor ku? Aku bonceng kamu. Bener, waktu itu kondisi hujan, dan kita sok2an blusukan cari jalan pintas. Yang ternyata kondisi jalannya parah, banyak lubang dan polisi tidur. Kondisi motor ku saat itu, ceper mencium bumi dengan shock depan mati yang belakang pun hampir mati, yang artinya berarti shock nya gak berfungsi. Roda depan dengan ring 17 ban ukuran 200, miris kalau keinget. Waktu kita lewat jalan-yang katanya pintas- itu, saking gemes nya karena harus nglewatin banyak polisi tidur, akhirnya aku bilang ke kamu, ' Wog jumping-ke wog! Jumping-ke wae rapopo.' Akhirnya kamu beneran angkatin tuh roda depan motor, bener sih roda depan ke angkat, tapi kenapa motor tetap di tempat????? Yang akhirnya blog mesin motor ku menghajar polisi tidur. Astagaa, kalau keinget bikin gregeten aja. Mana aku sayang banget sama tuh motor. Masih inget wog?



Hehe. Tapi wog, kok kayaknya kalau sama kamu banyakan kenangan pahitnya ya? Haha, tapi selalu yang namanya kenangan, meskipun pahit suatu ketika pasti akan bisa bikin ketawa juga. Terlebih bisa jadi pelajaran. Piknik dieng wog? Ini termasuk pahit gak ini? Hahahaha.



Untuk Yosua, kita deket nya emang malah-sejak-waktu di SMP, kan? Yos, dulu liat kamu pertama kali waktu pertama masuk sekolah di SMP jujur sebenernya aku agak takut. Gimana gak, secara tampang mu waktu itu mirip-mirip tentara-tentara jepang dalam film-film horor. Dengan mata sipit khas orang jepang dan alis tebal cenderung nyambung. Apalagi ditambah topi osis mu waktu itu ada kainnya di belakang, aku menyebut nya klebet. Mirip banget dengan topi tentara jepang yang dulu menjajah Indonesia. Sekelas 3tahun kita Yos, walaupun emang kurang seimbang, karena aku yang sering nyontek kamu. Tapi gak papa kan? Hehehe.



Sampai-sampai pernah ketika ulangan Matematika kelas 3 aku kena pukul penggaris kayu tepat di pipi gara-gara-dikira-nyontek kamu, yang duduk di bangku belakang bangku yang aku tempati, padahal biasanya juga kita sebangku. Padahal juga nih waktu itu sebenernya aku juga cuman bercanda aja nengok-nengok, buat godain Bu Gurunya aja (namanya siapa aku lupa). Sambil ngliatin pekerjaanmu sih, tapi sebenernya cenderung buat ngejekin kamu aja kalau gak bisa ngerjain. Hehe, ini serius, bukan ngeles. Karena seharusnya aku jadi panutan, secara waktu itu aku Ketua Osis sekaligus Ketua Kelas tiga tahun berturut-turut kalau gak salah, akhirnya PLAAAAAAAAAAAAAKKK!!! merah di pipi. Sambil sombong aja nih, Ketua Osis merangkap Ketua Tonti dan Ketua Kelas, masih ingat betapa gantengnya aku waktu itu Yos? Haha.



Terus, ingat gak ketika lulusan SMP? Apa yang terjadi dengan kamu dan aku yang notabene adalah Ketua Osis yang seharusnya menjadikan citra sekolah menjadi baik, karena memang sekolah kita adalah sekolah favorit. Setelah nilai Ujian Nasional keluar dan kita tahu kalau kita lulus, bak anak SMA kita corat coret baju pakai spidol dan pilox, dan di depan sekolah. Mana ada anak SMP waktu itu dan di tempat itu senekat kita. Ditambah dengan motor ku yang diganti knalpotnya jadi knalpot racing, blombongan. Masih ingat juga waktu mbleyer-mbleyer di depan sekolah? Kita menganggap sekolah kita waktu itu adalah sampah dengan segala peraturan ke-penjara-an yang ada, padahal di mata orang waktu itu kita lah yang sampah. Aku pun sebenernya miris Yos, haha. Terus lagi, waktu kita pawai kelulusan boncengan dengan motor bersuara nyaring dengan arogannya aja kita sikat kanan sikat kiri, ngepot kanan ngepot kiri. Sampai akhirnya ada salah satu pengendara mobil yang gak terima, yang sampai sekarang identitasnya masih belom diketahui, memepet motor kita sambil menodongkan pistol. Spontan, kamu njawil-njawil punggung ku, karena waktu itu aku gak sadar kalau ditodong pistol. Eh, begitu aku sadar, si penodong pistol malah aku tantangin. Yaa, karena memang waktu itu benar-benar darah muda yang arogan dan selalu merasa gagah masih mengalir di dalam nadi. Ini lah sebenernya cerita intinya. Kalau sekarang harus ditodong pistol mending aku nunduk aja kok, ampun ampun. Inget gak Yos?



Dan temen-temen, ketika bertahun-tahun akhirnya kita bersama-sama dalam satu atap dan satu nama jalan. Kita bilang hari-hari itu adalah hari penebusan impian kita. Setiap hari tidak kurang mungkin 12jam, dalam setiap bulan dan tahunnya kita lewati bersama. Canda, tawa, amarah, sedih dan sendu dan sebagainya sempat kita lewati di setiap hari nya. Bahkan kita pernah menjadi motivasi untuk masing-masing kita. Iya, sampai sekarang pun kalian masih tetap menjadi motivasi ku. Hingga akhirnya setelah sekian tahun, kita menemukan dan memilih jalan kita masing-masing. Setelah banyak pengorbanan dan perjuangan kita lalui bersama. Satu keyakinanku, tahun-tahun itu tak akan menjadi sia-sia.



Begitulah satu dua kenangan-kenangan kita yang sampai sekarang gak bisa dilupakan, bahkan sampai nanti. Aku harap seperti itu. Gak bakal nyukup bro, berkarakter-karakter, berparagrap-paragrap, berlembar-lembar untuk nulisin semua tentang kita. Gak bakal cukup berhari-hari. Lain waktu saat ada kesempatan akan ku tulis lagi surat untuk kalian. Semoga selalu menjadi proses pendewasaan untuk kita.



Aku sadar tidak sedikit salah yang sengaja maupun gak sengaja aku buat kepada kalian. Maaf ku selalu untuk sikap-sikap ku tersebut, meski sering tak terucap. Aku harap kebahagiaan selalu bersama kalian. Aku merindukan kalian. Saat-saat yang selalu kita habis kan bersama, bercanda, berbincang hangat, membicarakan impian dan masa depan, curhat soal cinta dan keluarga dsb nya. Aku kangen kalian ketika jalan bersama, piknik dan trip-trip bersama. Semua tentang kalian, aku kangen. Kalian akan selalu menjadi sahabat-sahabatku, dengan kurang dan lebihnya. Semoga kita bisa membuktikan kepada semua orang bahwa kita adalah sahabat, selamanya. Kita adalah saudara. Semoga kita bisa berkumpul bersama lagi, dalam satu kesempatan yang indah. 



Salam Kangen dan Cinta ku untuk kalian; Arif, Wawan dan Yosua.



Wawan, Aku, Arif, Yosua (2008)

Sleman, 12 Februari 2013



Ditulis oleh : @linggasut untuk @wawan_atmaja , @icwarif dan Yosua
Diambil dari http://linggasut.blogspot.com

1 comment: