Kepada kamu, nomor satu yang selalu menemaniku..
Tak ada satu jejak tanpa hadirmu. Dalam setiap langkah, hanya kau yang paling tabah. Panas, hujan. Terjal bebatuan, atau licin air berserakan. Jika ada anugerah kesetiaan, aku yakin kaulah yang mendapatkan.
Sejenak aku tak mengerti. Mengapa selama ini kau terus berdiam diri. Tak urung satu huruf pun keluar dari bibirmu. Mengeluh kesah, atau berteriak kegirangan. Mengapa begitu mahal harga yang kau patok untuk satu huruf yang terucap? Sehingga sampai detik aku menuliskan ini, pundi-pundi kantungku tak dapat membelinya.
Aku ingin menyapamu saat di hadapan orang-orang. Mengajakmu pergi makan atau menghabiskan waktu menonton film di bioskop. Barangkali, kau juga butuh kopi kala senja lupa mengucapkan salam kepada malam. Atau mungkin, kau perlu membaca koran yang seperti Ayah lakukan setiap pagi sembari menikmati sepiring ubi? Apa pun, jika kau perlu, aku selalu ada untukmu.
Kadang aku mencoba legowo atas segala sikap angkuhmu padaku. Bersabar sembari terus menahan debar. Karena aku selalu yakin, selalu percaya, bahwa cinta akan menemukan muaranya. Bahwa cinta akan berujung pada bahagia. Atau setidaknya, kita dapat bercumbu saat senja. Bukankah itu menjadi pilihan kita saat pertama kali berjumpa?
Kini, aku tak minta apa-apa lagi selain kamu tetap terus menemaniku. Setiap waktu. Setiap langkah. Setiap jejak. Karena hanya dirimulah yang mampu mengupas jarak menjadi harum rindu yang semerbak.
Maaf, aku hanya bisa mengantarmu sebulan sekali pergi ke dokter. Sebulan sekali mencuci darahmu. Kadang seminggu sekali menemanimu ke salon. Atau tiap 30 KM memberi minum untuk dahagamu. Hanya itu yang bisa aku lakukan sebagai—sebut saja—pemilikmu. Penunggangmu. Empunyamu.
Aku menicntaimu tanpa syarat, Yamaha Jupiter MX.
Oleh @shandyputraa
Diambil dari http://anotherdidhurt.tumblr.com/post/42074481211/yang-selalu-menemaniku
No comments:
Post a Comment