SURAT RINDU #19 : Kamu Koruptor!
Heh!
Kamu selalu membuatku menggeleng-gelengkan kepala perkara surat-suratmu!
Tingkahmu selalu membuatku habis pikir, bingung, dan heran. Sudah berapa banyak
suratmu yang terkirim untukku? Maka seperti perkataanmu, kamu berhutang pelukan
sebanyak surat yang telah terkirim! Ditambah lagi bunga atas hutangmu, belum
lagi kerinduanku yang semakin menumpuk, sepertinya kamu berhutang sangat banyak
pelukan untukku!
Aku
tidak sedang berbaik hati kali ini. Dan aku tidak sedang juga memaafkan semua
kesalahanmu atas rindu yang entah sudah berapa banyak tertumpuk.
Kamu
Koruptor!
Aku
sadar, bukan hanya KPK saja yang sedang sibuk mengurusi koruptor. Tapi aku
juga. Dan pelaku koruptor itu cuma kamu.
Maaf,
tapi kenyataanya memang demikian.
Coba
kita hitung apa saja yang sudah kamu korupsi dariku.
Pertama,
kamu menyuapku dengan kerinduan. Kamu tahu sudah berapa banyak rekening
rinduku? Ia sudah menumpuk penuh. Dan setiap rekening yang ada, sudah bisa
disebut rekening gendut.
Kedua,
kamu membuatku selalu mengucap harapan. Yang perlu kamu tahu, harapanku hampir
semua terselip namamu. Kamu memonopoli harapan. Dan itu tidak seharusnya
dilakukan.
Ketiga,
kamu memeras semua doaku. Pada setiap tangan ini menengadah berdoa pada-Nya,
selalu saja ada kamu. Selalu saja terucap satu bait doa untukmu. Selalu.
Keempat,
kamu menggunakan kecantikanmu untuk memikatku. Kamu menggunakan kecantikan yang
begitu banyak dipuja semesta untuk memperbudak diriku sehingga buta oleh
kecantikan yang lain.
Dan
yang terakhir, sudah beberapa kali kamu menolak panggilan temu dariku.
Kini
sudah ada lima bukti kuat untuk menahanmu. Kamu tak bisa lari lagi. Kamu seharusnya
malu menjadi koruptor. Ini surat peringatan agar kamu tak lari. Ini juga
sekaligus surat perintah penahanan.
Kamu
jangan lari. Aku akan pergi menjemputmu dan langsung menjebloskanmu dalam
penjara hatiku.
Tertanda, ketua
Komisi Pemberantas Kerinduan
Perseus
Oleh @buffhans untuk @bukanadelia
Diambil dari www.buffhans.com
---
Surat balasan @bukanadelia untuk @buffhans
SURAT RINDU #20: Mungkin Maksudmu Kamu?
Halo, selamat sore.
Aku baru saja membaca suratmu..
Kamu benar, aku pasti sudah berhutang banyak sekali pelukan. Ah.. Tapi siapalah aku yang berani protes untuk urusan bunga yang kamu tetapkan? Bukannya aku hanya bisa melunasinya? Jika tidak, aku akan masuk penjara.
Ngomong-ngomong soal penjara, hmm.. Mungkin sebaiknya kamu koreksi dulu. Mungkin maksudmu kamu? Kamu juga patut dimasukkan dalam penjara.
Kamu pencuri. Semua orang pasti tahu kamu pencuri hatiku. Sampai sekarang kamu tak pernah mengembalikannya. Kamu simpan dimana?
Selain hatiku, waktuku pun habis kamu curi. Semuanya dihabiskan untuk memikirkanmu. Hmm.. Apa hukuman yang pantas untukmu selain penjara?
Kamu adalah tersangka utama dalam lamun cerita bahagiaku. Dalam bayang-bayang yang terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Dalam masa depan yang mungkin saja hanya tersimpan dalam angan.
Kamu terdakwa dari segala rindu yang menyerangku, yang memperkuat harapan untuk bertemu, yang tak segan untuk membiarkan aku menangis pilu. Tak peduli seberapa kuat aku bertahan, kamu selalu mampu menelusupkan rindu di antara sela-sela resahku.
Sudah banyak tuduhan yang tertuju padamu. Tidakkah kamu sadar bahwa kamu memang patut dijebloskan dalam penjara hatiku?
Bukankah ini akan menjadi kisah kriminal yang paling menarik? Aku masuk ke penjara hatimu dan kamu masuk ke penjara hatiku. See?
Milikmu selamanya, Andromeda.
Diambil dari aratiararismala.com
No comments:
Post a Comment