03 February 2013

D109, Masih Ada?


Masih ingat, bagaimana kita memulainya di sana. Dengan rencana kecil mengenai tugas. Di sebuah ruang yang cukup luas untuk kita bercengkerama, tertawa, berkeluh-kesah, bahkan sempat sekali kita beradu kata dan hampir pecah dengan pukulan--meski tak terjadi.

Ruang itu masih ada. Masih diam di balik gerbang besi berkarat di pinggir jalan raya. Ruang itu diam di antara riuh laju kendaraan. Sekarang ruang itu benar-benar diam. Tapi masih bisa kurasakan geletar yang dulu pernah terjadi di sana. Masih bisa kudengar di telingaku sendiri tentang tawa kita.

Kita sepakat menyebut D109 untuk kita. Kita, siapa saja yang mau merebahkan tubuhnya di dingin lantai. Mau membiarkan telinganya mendengar cerita-cerita bahagia, atau sekadar celoteh untuk mencipta tawa. Pun juga luka jika ada yang menaruh cerita. Begitulah kita, seolah membiarkan semuanya hidup di sana. Saling merentang tangan untuk menguatkan.

Beberapa waktu yang lalu. Sampai pada akhirnya ada masa yang (memaksa) kita menjatuhkan langkah pada kesibukan diri sendiri. Terkadang aku bertanya, masih adakah kita? Yang meskipun tak pernah mengucap janji, tapi ingin untuk tetap berjalan pada kebersamaan? Masih adakah?

Jika nanti satu atau bahkan kalian semua membacanya, sesekali, pulanglah kalian kepada kita. Ruang yang membuat kita tertawa sampai lupa luka-luka. Ruang di atas bahu kita, penyedia sandar tanpa perlu diminta. Ruang di mana kita bisa merebah tanpa takut jengah dan lelah.

Aku masih di sini. Mencari ruang yang kita sebut kita. Kalian, pulanglah dalam nama kita dengan langkah paling bahagia milik kita. Semoga, kita masih ada.

.....ayo kucingan lagi :D



Ditulis oleh : @dzdiazz
Diambil dari http://aksaralain.blogspot.com

No comments:

Post a Comment