03 February 2013

Guru-Guru di Masa Tumbuh

Pagi,

Aku ingin menulis surat untuk guru saja hari ini. Bukan aku bosan untuk menulis surat ke kamu. Tapi aku sadar, hidupku juga diisi orang lain yang mendukungku, dan berterima kasih adalah cara paling baik mengingat sesuatu.

Hari ini akan ada 4 guru dalam suratku. Ada guru sekolah, ada juga yang belum kutemui tapi sudah menjadi guru.

1. Pak Paidi

Beliau adalah guruku di Sekolah Dasar, suka sekali menungguku waktu siang hujan sebelum dijemput kakak . Rumahku cukup dekat dari sekolah, jadi aku jarang dijemput jika langit bersih cerah. Pak Paidi juga wali kelas ketika aku masih kelas 1.

Hal paling membekas dari Pak Paidi adalah beliau pencipta lagu Mars Attaufiq. Itu semacam lagu wajib setelah Indonesia Raya pada upacara bendera, bahkan lirik dan notasinya masih aku ingat sampai sekarang. Sayangnya, sekarang tidak ada lagi upacara bendera, artinya lagu itu sudah tidak pernah dinyanyikan, keponakan yang memberitahuku.

2. Pak Orbani

Panggilannya Pak OB, dia guru Bahasa Indonesia di SMP N 1 Jambi, sekolahku dulu. Kesukaannya adalah mengajak kami muridnya untuk rajin menulis, beliau selalu memberi tugas membuat ulasan atau membuat surat. Dan setelah itu, beliau sangat detil mengoreksi kata per kata dan tanda baca di tugas yang kami buat.

Beliau guru yang baik, kenal dengan hampir semua anak muridnya walau bukan dia wali kelasnya. Hal yang paling aku ingat dari Pak OB adalah beliau menyukai Fifi Aleyda Yahya, juga senang memberi tugas ke teman sekelas yang bernama Territia Tedja untuk menulis di papan, itu karena sudah tentu tulisannya bagus.

3. Bu Sulastri

SMA adalah masa paling menyebalkan di kehidupanku, tapi terima kasih, Bu. Ibu sudah mengajari aku untuk rajin membaca buku, sehingga di kilan kesepian bisa jadi ramai.

Buku pinjaman dari bu Sulastri yang paling diingat adalah Tuhan Izinkan Aku Menjadi Seorang Pelacur.

3. Hassan Shadily

Dua minggu lalu aku mengingat namanya. Tertegun dulu berpikir siapa beliau. Aku cari di google dan baru segar memori lagi.

Beliau adalah penulis kamus Inggris - Indonesia. Dulu di sekolah, yang wajib aku bawa adalah kamus Inggris-Indonesia dan Indonesia - Inggris. Bukan karena suruhan guru, tapi memang aku senang mengetahui arti tiap kata yang aku temui. Juga sekali-kali melihat halaman dengan acak lalu mencari kata baru.

Terima kasih, Pak Hassan. Karenamu saya jadi pintar. :)

Bandung, 2 Februari 2013



Oleh @rizkymamat
Diambil dari rizky-muhammad.blogspot.com/2013/02/guru-guru-di-masa-tumbuh.html

No comments:

Post a Comment