03 February 2013

Untuk Lelaki Berhati Sebening Embun

Untuk laki-laki yang rela mengorbankan segalanya untukku; Bapak.

Bapak, ketahuilah aku menulis surat ini dengan mata yang sedikit berkabut karena air mata. Sejujurnya, aku tidak tahu harus mengatakan isi hatiku seperti apa. Aku mencintaimu, Pak, tanpa harus banyak berkata-kata. Bukankah itu yang selalu kau ajarkan padaku, mengasihi orang lain dan membuktikannya dengan perbuatan. Untuk urusan membuktikan kasih sayang, Bapak memang juaranya.

Pak, terimakasih setiap pagi kau selalu membuatkanku air panas untuk mandi. Meskipun kau jarang sekali menjawab ucapan terimakasihku, tapi aku tahu sebenarnya hatimu mengiyakannya. Pak, terimakasih sudah membiarkanku istirahat setelah les seharian dan mau menggantikanku mencuci piring ketika ibu keluar kota. Kalau begitu, kau selalu saja menolak setiap kali aku bersikeras membantu mencuci. Kau bilang "sudah, nonton TV aja sana". Pak, terimakasih sudah mau menjemputku les meski itu hujan deras. Sebenarnya aku bisa naik becak saja, tapi kau selalu berkata "biar cepet sampai rumah".

Pak, waktu itu aku tidak bisa tidur dan kau lewat depan kamarku. Sebenarnya aku pura-pura memejamkan mata saja. Tiba-tiba kau masuk dan mengambil selimut di dekat kakiku, lalu menariknya hingga menutupi tubuhku. Ketika kau keluar dari pintu kamar, diam-diam aku menangis terharu. Ingin sekali rasanya bangkit dari tempat tidur dan mengatakan bahwa aku belum terpejam, lalu memelukmu dalam diam.

Pak, tentu kau masih ingat kapan terakhir kali aku pulang kerumah dengan tangisan sejadi-jadinya. Ya, itu berbelas-belas tahun yang lalu, ketika aku selalu kalah bermain petak umpet dan merasa teman-teman mainku curang. Setelah bertahun-tahun sejak kejadian itu,  kemarin aku kembali pulang dengan terisak-isak. Kali ini bukan karena teman mainku tidak adil, bukan. Tapi karena beberapa orang meremehkan pilihanku. Aku tidak bisa menahan air mata lagi, aku merasa selama ini aku tidak bisa membuatmu bangga. Kau tentunya terkejut melihatku dengan mata bengkak di pintu rumah, aku berlari ke arahmu, lalu kau dengan sayang mengusap-usap puncak kepalaku, seperti yang kau lakukan dulu ketika aku meminta perlindungan dari teman-teman mainku. Ah, kau selalu saja begitu, membuatku tenang dengan kata-kata sederhana yang meluncur dari bibirmu. Kau mengatakan mendukung segala pilihanku dan selalu bangga padaku. Kau bilang, biarkan saja mereka berkata apa, Tuhan selalu punya rencana yang baik asal aku sungguh-sungguh berusaha.

Pak, meski sekarang kau tidak perlu capek-capek mengantar jemputku lagi, ketahuilah, bagaimanapun aku tetap gadis kecilmu.  No matter how much I love my boyfriend, tidak peduli dengan siapapun aku menikah nanti, you will always be my number one man :')

Bapak, sampai pada kalimat ini air mataku semakin tidak bisa diajak kompromi. Yang perlu kau ketahui, aku selalu meyakini bahwa kata-kata limapuluh persennya adalah dusta, maka sekali lagi aku tegaskan, aku mencintaimu tanpa harus banyak berkata-kata.

Aku sayang Bapak.

-gadis kecilmu selalu, Laras-



Oleh @prayasti
Diambil dari http://ramuan-kata.blogspot.com/2013/02/untuk-lelaki-berhati-sebening-embun.html

No comments:

Post a Comment