#DearL, Bantu Aku Bangkit
Dear L,
Suratmu benar-benar memotifasiku untuk
kembali membaca, tanpa sadar kakiku sudah melangkah tanpa tau arah dan
masuk ke toko buku. Disana aku merasa bahagia, kamu tau kenapa? Soalnya
satu-satunya kegiatanku kalau masuk ke toko buku akhir-akhir ini
bukanlah untuk mencari buku-buku yang hendak ku baca sambil menghabiskan
waktu luang di sore hari ditemani secangkir teh hangat, melainkan untuk
membeli gunting, karton, kertas warna-warni, plastik bening, dan
beragam alat untuk tugas sekolahku. Membagi sedikit waktu untuk menengok
rak bukupun aku tak sempat. Kalaupun sempat, aku merasa sayang membeli
buku, disaat aku gak yakin punya waktu untuk membacanya.
Tapi, suratmu merubah segalanya. Aku
membeli 4 buah buku. Itu buku-buku pertama yang aku beli di tahun 2013
ini. Memang genre nya tidak seberat buku-buku bacaan Icit dan Ipul, juga
tidak setebal bacaanmu. Tapi aku senang…. Sudah lama sekali jari-jariku
tidak membalik-balik halaman buku selain halaman buku pelajaranku.
Kerinduanku
akan membaca lunas tuntas dibayar hari itu juga. Aku melahap dan menelan
sebuah novel berjudul “The Coffee Shop Chronicles”. Sebuah novel berisi
32 cerita pendek berlatar belakang coffee shop di jogja, ditulis oleh
22 orang yang berbeda. Kenapa aku memilih buku itu sebagai buku pertama
yang kubaca? Kare aku ingat kita sering menghabiskan waktu untuk membaca
di sebuah coffee shop dan terkadang mengamati keadaan orang-orang lain
yang sedang berada di coffee shop tersebut sambil menyesap secangkir hot
cappuccino. Sepertimu pulalah, aku sedang membuka buku kedua yang akan
kubaca.. Semoga semagat membaca ini gak luntur di tengah jalan ya..
Kalau kita jadi piknik membaca di taman, aku bawakan buku itu ya.. Aku yakin kamu bakal suka juga.
L, kamu tau.. Aku baru saja dipanggil
menghadap Kepala Sekolahku. Dag dig dug rasanya hati ini.. Kamu tau kan,
belakangan aku sering sakit. Yang waktu itu aku sempat cerita di
suratku, mungkin penyakitnya psikosomatis. Nah, semoga setelah hari ini
selesai, masalah untuk mengobati penyakitku itu muncul juga ya.. Dan aku
jadi gak sakit-sakit lagi… :’)
Hidup memang pilihan.. Dan sulit sekali
buatku ketika dihadapkan diantara dua pilihan dimana keduanya aku sangat
suka sekali.. *milih pacar aja lebih gampang deh*. Syukurlah, aku
dibantu untuk memilihkan mana yang lebih cocok untukku… Dan dia
memberikan kesempatan untukku membuktikan diri bahwa aku bisa dan mampu!
Aku memang pantas di tampar dan
dibangunkan dari mimpi.. Karena setelah kejadian hari ini (yang aku
anggap seperti jatuh ketika berjalan), berarti aku harus bangkit lagi
dan berlari lebih cepat, bukan diam, meratap dan menangisi keadaan.
Sepertinya aku bakal lebih mudah untuk
berkumpul, bertukar cerita atau sekedar ngopi-ngopi denganmu nih
sekarang.. Semoga satu keputusan yang baru saja aku ambil ini, tidak
merubah banyak hidupku dan menjadi salah satu pilihan yang akan aku
sesali di kemudian hari..
L, kamu gak bosan kan mendengar serta
membaca cerita serta keluhanku? Aku janji setelah ini suratku akan lebih
sering beraura bahagia atau positif, dibanding duka dan
keluhan-keluhan…
Sincerely,
D.
Oleh @fairyteeth untuk @Inirudy
Diambil oleh di-ta.com
---
Surat balasan @Inirudy untuk @fairyteeth
#DearD, Tetap Bersamamu
Dear, D.Lampu kedai kopi bahkan sudah dimatikan oleh pelayan. Kita masih betah duduk. Gelas-gelas kopi yang sudah mulai kosong pun diangkut kembali. Piring-piring berisi cemilan ringan saja yang masih tersisa di meja. Begitulah ketika kita dan sahabat kita berkumpul setelah lama tidak bertemu. Rasanya enggan sekali pulang.
Tawa-tawa ringan menyelilingi obrolan-obrolan kita malam itu. Sesekali masih membahas film yang baru saja kita tonton. Oya, kamu telat sekali hampir sejam setelah film diputar baru sampai. Pasti kena macet ya? Jakarta memang selalu bisa dua-tiga kali lebih macet dari hari biasanya ketika menjelang week end. Sepertinya semua orang Jakarta berpikiran sama dengan kita, setelah lima hari harus menguras otak dan memeras keringat maka malam itu saatnya bersenang-senang.
Akhirnya, kamu benar-benar cerita tentang buku sebuah coffee shop yang ditulis oleh lebih dari satu orang. Satu coffee shop dipandang dari beberapa sudut pandang tapi masing-masing masih berkaitan. Aku belum membacanya, tapi sudah sangat tertarik ketika mendengarkan secuil cerita darimu. Sayang, Putri mendahului meminjamnya. *cubit Putri*
Malam itu adalah bukti kita masih beserta kamu. Menyertaimu melewati hari setelah keputusan yang “berat” yang seperti kamu ceritakan kemarin. Kita akan selalu ada di sisimu membantu bangkit dan berjalan lagi.
Hubungi kami kalau butuh teman untuk sekedar mendengarkan.
Sincerely,
L
Diambil dari inirudy.wordpress.com
No comments:
Post a Comment