Dalam Doaku
Wanitaku,ngomong-ngomong soal CD KFC, yang jelas jumlahnya masih banyak perasaan aku ke kamu, bukan berarti rasa sayangku sama kaya CD yang ga jelas di telinga cuman buat sekedar kita ketawa-ketawa ya. yaa, agak sama dikit sih lebih banyak ketawanya kita dari pada cemberutnya, alhamdulillah. Aneh tapi, kamu berhasil membuat orang yang bosanan seperti aku menjadi orang yang setia menunggu tanpa jelas tenggat waktu, tiap bulan kita menjalani hubungan, ga pernah ada rasa bosan. Mungkin bosan takut mampir gara-gara kamu kayanya yang selalu riang. Terima kasih sayang, adanya dirimu membuatku mengerti apa artinya setia dan bersyukur.
Sayang, tak sabar rasanya untuk segera bertemu, memelukmu dari kejauhan sungguh menyakitkan. Aku tidak dapat merasakan kenikmatannya lagi. Rasa dada yang berdebar-debar karena gugup layaknya pertama bertemu. Rasa rindu akan canda dan suara sinchanmu. Syarat yang kau selalu ajukan jikaku meminta sesuatu “paswot ulukkk”. Ya, kamu selalu sukses membuatku tersenyum meskipun aku sedang cemberut. Selamat ya sayang, kamu berhasil membuatku luluh lantak dalam daratan perasaan luar biasa di hatiku. Selayak teori BigBang yang selalu bersemayan dihatiku seraya ingin bertemu denganmu. Ah, Tuhan. Aku cinta karya senimu yang satu ini. Jagalah selalu dia dalam dekapan dan karuniamu. Bimbinglah kami hingga tanah lahat yang menghujam raga kami. Aamiin.
Selat Makassar, 01 Februari 2013
Priamu
Oleh @yukidalamkurung untuk @tfnyaprdht
Diambil dari yukidalamkurung.tumblr.com
---
Surat balasan @tfnyaprdht untuk @yukidalamkurung
Merry-Age
Bimbinglah kami hingga tanah lahat yang menghujam raga kami. Aamiin.
Betapa baris terakhir suratmu tadi membuat lututku gemetar. Kata “amin” kuteriakkan syahdu dalam hati. Aku yakin Tuhan dan semesta pun mengamini amin kita. The power of hope.
Apa lagi yang kuinginkan
Selain dapat memandangimu masih berbantal mimpi setiap pagi.
Menyeduhkan kopi racikan kita, Formula 2™.
Mengecup punggung tanganmu sebelum kau berangkat kerja,
dan aku dengan syahdu menikmati satu kecupmu di keningku.
Sementara kala siang aku berurusan dengan klien-klien yang memiliki masalah dengan pikiran.
Kala malam aku meracik menu-menu masakan kesukaan untuk makan waktu kau pulang.
Melihat mata-mata malaikat kecil yang jenaka serupa milikmu mulai mengantuk redup.
Kita bergantian membacakan dongeng pengantar lelap,
menenangkan mereka karena tak ada yang perlu ditakutkan dari gelap.
Dan selarut malam kemudian kita meracau berbincang.
Kita bersisian berdekapan hingga kantuk datang menerjang.
Rutinitas yang indah ya?
Bahkan ada yang lebih indah, Sayang.
Yaitu saat kita berselisih paham,
dengan atmosfer yang menegang dan kita bersikukuh dalam diam.
Atau saat gundah meraja karena ada hal yang lain dari biasa.
Menganggap diri lebih benar daripada pihak satunya.
Aku tidak takut untuk memikirkan hal-hal tersebut, tidak perlu.
Aku akan tetap mencintaimu, sekalipun saat aku sedang membencimu.
Tetap mendampingimu meski saat aku ingin berlari mendahuluimu.
Biarlah ucapanku teruji masa.
Hingga rambut kita abu-abu dan gigi yang telah tanggal satu dua,
dan berhasil mengantarkan buah hati hingga sarjana dan berkeluarga.
Kamulah dengan siapa aku ingin mendengar lagu-lagu Jazz
dari gramafon tua hasil tabungan dan kerja keras.
Seraya merayakan masa-masa kita menjadi tua.
Sayang, aku pun tahu hal ini baru rencana. Dan sebaik-baiknya rencana, Tuhan tetap Sang empunya kuasa.
Tapi, Tuhan, jika Kau izinkan hambaMu yang tak berdaya ini meminta, pria ini adalah imam yang hamba damba.
Yogyakarta, 2 Februari 2013
Wanitamu
Diambil dari breakfastattifanys.tumblr.com
No comments:
Post a Comment