Teman seranjangku, kamu.
Kamu yang terakhir dan pertama aku lihat di sela jarak tempuh absurd (baca: mimpi) yang terjadi saat ragaku terpulas di sebelah ragamu. Begitu juga sebaliknya. Tak jarang kita terlibat percakapan ringan ataupun percakapan yang membutuhkan modal pemahaman sebelum akhirnya kita sama-sama terlelap. Jam rutinitas kita tak sama dan itu kadang yang membuat kita saling mendahului jam terbang untuk terlelap. Namun saat kita berada di satu ranjang yang sama, aku merasa terikat akan kamu, adikku.
Memang tak bisa dipungkiri, kita bukan tipe kakak adik yang terkesan manis harmonis di hadapan semua orang. Cukup banyak hal-hal yang berbeda dari segi selera, namun itu kita alihkan sebagai saling berbagi keseruan di luar comfort zone satu sama lain. Perdebatan-perdebatan juga tak bisa dipungkiri, mulai dari hal-hal kecil sampai ketidaksamaan kita dalam memaknai hidup. Namun dari sana aku tahu, aku butuh bahkan masih butuh pendapat-pendapat kamu tentang perihal untuk masa depanku. Aku yakin betul, kamu selalu berdoa yang terbaik untukku. Begitu pun denganku. Maaf ya kalau aku masih selalu merepotkanmu dan suka mengganggu waktu tidurmu di saat aku pulang larut karena ibu meminta kamu untuk menghubungiku dan aku masih suka nakal akan itu.
Andai pasangan janinmu tumbuh sehat sampai sekarang. Aku pasti senang sekali karena aku memiliki adik perempuan kembar yang dapat berbagi rasa denganku. Tapi meski kalian kembar, pasti kembaranmu berwatak sama denganku. Selalu menjengkelkan tapi selalu dirindu hehe. Kita akan menjadi perempuan-perempuan cantik versi lengkap yang akan membuat Ibu dan Bapak bangga akan kesuksesan kita. Namun, Tuhan lebih sayang padanya. Di dunia ini hanya ada ragaku dan ragamu tanpa ada raganya. Tapi aku ingin kamu tahu kalau sampai kapanpun aku tetap menganggap kalian menjadi kesatuan dalam hatiku. Aku, kamu dan dia lahir dari rahim yang sama. Itu tak terpungkiri sampai hayatku di dunia.
Saat kamu membaca surat ini pasti kamu menganggapku berlebihan dalam penggunaan setiap kata yang terlalu dramatisir. Tapi itulah aku, kamu tahu itu. Meski aku dan kamu bukan tipe yang selalu menyatakan sayang secara lisan tapi aku yakin kita saling menyayangi satu sama lain.
Hari ini aku akan tertidur sendiri di ranjang kita tanpa kamu karena kamu sedang pergi ke luar kota. Tapi kamu tak perlu khawatir aku akan baik-baik saja malam ini tanpa kamu. Aku malah yang sedikit mengkhawatirkanmu tapi semoga tidak ada hal-hal negatif yang menghampiri kamu selama di Bali. Selamat menikmati liburan di sana. Baik-baik kamu di sana & ingat solat. Jangan lupa bawakan aku oleh-oleh dari Bali ya dan kamu tahu apa yang aku mau hehe.
Perempuan menyebalkan, kakakmu. <3Teman seranjangku, kamu.
Kamu yang terakhir dan pertama aku lihat di sela jarak tempuh absurd (baca: mimpi) yang terjadi saat ragaku terpulas di sebelah ragamu. Begitu juga sebaliknya. Tak jarang kita terlibat percakapan ringan ataupun percakapan yang membutuhkan modal pemahaman sebelum akhirnya kita sama-sama terlelap. Jam rutinitas kita tak sama dan itu kadang yang membuat kita saling mendahului jam terbang untuk terlelap. Namun saat kita berada di satu ranjang yang sama, aku merasa terikat akan kamu, adikku.
Memang tak bisa dipungkiri, kita bukan tipe kakak adik yang terkesan manis harmonis di hadapan semua orang. Cukup banyak hal-hal yang berbeda dari segi selera, namun itu kita alihkan sebagai saling berbagi keseruan di luar comfort zone satu sama lain. Perdebatan-perdebatan juga tak bisa dipungkiri, mulai dari hal-hal kecil sampai ketidaksamaan kita dalam memaknai hidup. Namun dari sana aku tahu, aku butuh bahkan masih butuh pendapat-pendapat kamu tentang perihal untuk masa depanku. Aku yakin betul, kamu selalu berdoa yang terbaik untukku. Begitu pun denganku. Maaf ya kalau aku masih selalu merepotkanmu dan suka mengganggu waktu tidurmu di saat aku pulang larut karena ibu meminta kamu untuk menghubungiku dan aku masih suka nakal akan itu.
Andai pasangan janinmu tumbuh sehat sampai sekarang. Aku pasti senang sekali karena aku memiliki adik perempuan kembar yang dapat berbagi rasa denganku. Tapi meski kalian kembar, pasti kembaranmu berwatak sama denganku. Selalu menjengkelkan tapi selalu dirindu hehe. Kita akan menjadi perempuan-perempuan cantik versi lengkap yang akan membuat Ibu dan Bapak bangga akan kesuksesan kita. Namun, Tuhan lebih sayang padanya. Di dunia ini hanya ada ragaku dan ragamu tanpa ada raganya. Tapi aku ingin kamu tahu kalau sampai kapanpun aku tetap menganggap kalian menjadi kesatuan dalam hatiku. Aku, kamu dan dia lahir dari rahim yang sama. Itu tak terpungkiri sampai hayatku di dunia.
Saat kamu membaca surat ini pasti kamu menganggapku berlebihan dalam penggunaan setiap kata yang terlalu dramatisir. Tapi itulah aku, kamu tahu itu. Meski aku dan kamu bukan tipe yang selalu menyatakan sayang secara lisan tapi aku yakin kita saling menyayangi satu sama lain.
Hari ini aku akan tertidur sendiri di ranjang kita tanpa kamu karena kamu sedang pergi ke luar kota. Tapi kamu tak perlu khawatir aku akan baik-baik saja malam ini tanpa kamu. Aku malah yang sedikit mengkhawatirkanmu tapi semoga tidak ada hal-hal negatif yang menghampiri kamu selama di Bali. Selamat menikmati liburan di sana. Baik-baik kamu di sana & ingat solat. Jangan lupa bawakan aku oleh-oleh dari Bali ya dan kamu tahu apa yang aku mau hehe.
Perempuan menyebalkan, kakakmu. <3
Oleh @ssartikaa untuk @auuyuua
Diambil dari http://ssimply.wordpress.com/2013/02/02/my-beloved-ms-yu/-puluh
No comments:
Post a Comment