Untukmu, cinta di masa lalu,
Empat tahun yang lalu, tepatnya tanggal 28 Maret 2009. Saat itu adalah sehari setelah ulang tahunku. Takkan pernah aku lupa kejadian waktu itu. Kau memilih meninggalkanku diam-diam tanpa kabar. Pun, tanpa ucap salam perpisahan. Dan saat itu adalah perayaan setahun kita jadian, seharusnya. Tapi, kenyataan bukanlah tebak-tebakan yang bisa dijawab sekehendak hati. Sebab kenyataan bukanlah sebuah permainan.
Untukmu, cinta di masa lalu,
Sampai sekarang aku masih mengingatmu pada saat-saat tertentu. Sakit? Pasti. Tak ada kehilangan yang tak meninggalkan rasa sakit, meskipun sedikit. Aku pun seperti itu saat ini. Ada yang berdesir dalam dada setiap aku melewati tempatmu meninggalkanku dulu. Bahkan sampai saat ini aku masih merasakan hal itu. Mungkin mengingatmu tak semenyakitkan saat aku harus melewati tempat itu, sebuah lesehan di kawasan Bertais Cakranegara Lombok. Aneh memang. Tempat itu justru lebih dalam meninggalkan trauma yang menganga, dibanding kehilanganmu. Aku memang terlahir menjadi seekor domba yang ikhlas atas sebuah kehilangan. Tapi, bukan berarti mudah menghapus trauma yang menganga.
Untukmu, cinta di masa lalu,
Setahun bersamamu cinta semakin tumbuh. Meskipun mencintaimu menghadirkan banyak peluh, tapi aku tak pernah menyerah dan rapuh. Aku tetap berusaha memperjuangkan cintamu agar tidak berpaling dariku. Dengan caraku tentunya. Iya. Caraku yang sederhana. Sebab dengan kesederhaan aku bisa memahami kemegahan karunia. Begitu caraku meraih bahagia bersamamu. Kebahagiaan yang akhirnya tercerabut begitu saja oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Aku tahu itu bukan maumu. Sebab kamu hanyalah sosok lemah yang tak bisa melawan perputaran waktu.
Untukmu, cinta di masa lalu,
Berbagai usaha telah kulakukan untuk kembali menemuimu. Hanya sekadar menunjukkan rasa cinta yang kumiliki. Tapi, takdir lebih memilih kamu untuk meninggalkanku selamanya. Ah! Seandainya kamu ada waktu, kabari aku. Setidaknya dengan begitu aku tahu keberadaanmu. Bukan untuk membuatmu kembali, hanya untuk memastikan bahwa kamu baik-baik saja bersama orang baru yang memilikimu. Samudera ikhlasku cukup luas untuk kehilanganmu. Dan, aku cukup mampu untuk mencari penggantimu. Doakan kutemukan pengganti yang lebih baik darimu.
Untukmu cinta di masa laluku,
Berbahagialah kamu dengan segala keterbatasanmu. Sementara aku, biar aku mencari bahagia dari asa yang tersisa dalam usaha yang aku yakin takkan pernah sia-sia. Sebab begitu aku akan bisa menemukan penggantimu, motor Yamaha Mio-ku.
Dariku, cinta masa lalumu,
@momo_DM
Oleh @momo_DM
Diambil dari http://bianglalakata.wordpress.com/2013/01/31/30harimenulissuratcinta-20-cinta-di-masa-lalu/
No comments:
Post a Comment