03 February 2013

Kepada Sang Gadis Bernama Imel


Dia gadis yang bernama Imel sang surya di setiap hidupku. Di setiap lekukan tubuh mu yang indah merupakan keindahan alam yang tidak ternilai. Rambut lebatmu bagaikan padang rumput hijau yang indah,telinga dan hidung tampak seperti berlian dari para musafir,mata indah mu adalah permata diantara bebatuan serta tubuh molekmu adalah harta dari segala harta. Merasakan hidup lebih indah bersama gadis yang bernama Imel. Sang pujaan hati yang mengerti akan sulitnya hidup yang penuh cobaan.  Di setiap kronologi yang berputar dan seiring perubahan waktu Imel selalu menemani diriku. Setiap tinta goresan yang mengisahkan cinta kami berdua Imel selalu setia baik suka maupun duka. Jikalau ada badai menghalang,Imel merupakan tongkat yang mampu membuat gairah ku bangkit melawan sang badai. Apabila diriku larut dalam buaian dunia,Imel merupakan pasangan yang mampu sadarkan ku.

Sesuatu yang berasa seperti embun di setiap pagi menyegarkanku. Setiap tetesan embun yang selalu jatuh dari daun jatuh diatas tanah dan meresap melalui celah-celah perasaan terdalam. Hari-hari terasa indah bersama dirinya. Setiap masalah di hidup kami selesaikan secara bersama dengan saling berbagi solusi di antara yang lain. Larut dalam buaian serta hembusan nafasnya membuat diriku hanyut di dalam kenikmatan cintanya.   

Kelak di kemudian hari Imel akan menjadi teman di masa tua yang selalu membimbing tangan ku yang bakal menua,keriput serta tidak sanggup berjalan. Teman di masa tua yang selalu berkata”Hei aku berada di sini karena kamu dan kamu berada di sini karena aku,cinta kita hanya bisa di pisahkan oleh alam semesta tetapi semesta juga tahu kita tak mungkin di pisahkan.” Perkataannya seakan menjadi air yang melegakan dahaga yang haus akan cinta. Diriku tidak akan pernah puas di buai oleh nikmatnya cintaku.

Menjalin setiap titik-titik kehidupan bersama Imel sungguh merupakan anugerah yang tidak bisa di dapat bersama orang lain. Tidak tahu apakah aku bisa hidup tanpanya. Tetapi sesuatu yang sungguh tidak di harapkan terjadi. Imel sang gadis teman hidupku harus menghadap semesta. Semesta khalik ingin membawanya kembali kemana Imel berasal. Imel pergi dengan senyuman sukacita dengan wajah keriput yang masih memancarkan keanggunannya saat menemaniku di masa muda. Seketika semua kenangan kami terbuka lagi. Lembaran-lembaran kami yang sudah tertuangkan dalam satu buku besar kehidupan mengingatkan ku bahwa Imel tidak akan terganti.

Dia Imel sang gadis pujaan hati. Sang gadis yang sekarang sudah di semesta khalik berdiri sambil mengawasi semua tindakan ku. Dia bakal sedih apabila aku larut dalam kesedihanku. Dia bakal gembira apabila aku menikmati masa tua ku dengan penuh tawa. Harapan yang selalu muncul d setiap ingatanku merupakan teman sejati di masa tuaku. Harapan yang ingin selalu bersama dia serta menghabiskan seluruh nya bersamanya. Kelak suatu hari semesta merupakan tempat kami berdua di dalam ketenangan. Tidak ada satu insan mana pun yang sanggup menggantikan hari-hariku bersama dia. Wahai Imel sang gadis di dalam hati, ucapkan sepatah kata buat ku,apakah kamu masih setia menungguku di semesta sana?

Oleh @IvanMaatheus
Diambil dari http://pemandanganlangit.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment