Hari Rabu kemarin, saya lagi-lagi diberi pancake durian Medan yang sangat terkenal enaknya itu. Tiga potong. Dan seperti biasa, langsung ludes dalam hitungan detik.
Lalu saya berpikir: Mengapa kulitnya harus berwarna hijau? Tapi kemudian, saya tak mau memikirkannya lagi. Yang penting enak. Kalau pun seandainya kulitnya dibuat berwarna biru atau hitam sekali pun, saya akan tetap menyukainya, dan saya yakin saya tak akan merasa jijik. Karena rasanya pasti akan tetap enak, dan rasa, seperti kata iklan Fiesta, adalah segalanya.
Seperti itulah cinta.
Cinta saya untuk kamu.
Walau pun mungkin kamu terlahir dengan kulit yang berwarna ungu sekali pun, saya akan tetap cinta kamu.
Karena yang penting adalah rasa,
dan bukan rupa.
Kamu adalah isi dalam durian pancake itu. Bagian yang saya cintai dan membuat saya ketagihan. Bukan kulit luarnya.
Cinta itu tidak buta. Cinta hanya tak peduli pada hal yang tak penting.
Buat saya, kamu itu penting.
Buat saya, kamu itu cinta.
Buat saya, kamu adalah isi durian pancake.
Buat saya, kamu itu enak.
Oleh @Dear_Connie
Lalu saya berpikir: Mengapa kulitnya harus berwarna hijau? Tapi kemudian, saya tak mau memikirkannya lagi. Yang penting enak. Kalau pun seandainya kulitnya dibuat berwarna biru atau hitam sekali pun, saya akan tetap menyukainya, dan saya yakin saya tak akan merasa jijik. Karena rasanya pasti akan tetap enak, dan rasa, seperti kata iklan Fiesta, adalah segalanya.
Seperti itulah cinta.
Cinta saya untuk kamu.
Walau pun mungkin kamu terlahir dengan kulit yang berwarna ungu sekali pun, saya akan tetap cinta kamu.
Karena yang penting adalah rasa,
dan bukan rupa.
Kamu adalah isi dalam durian pancake itu. Bagian yang saya cintai dan membuat saya ketagihan. Bukan kulit luarnya.
Cinta itu tidak buta. Cinta hanya tak peduli pada hal yang tak penting.
Buat saya, kamu itu penting.
Buat saya, kamu itu cinta.
Buat saya, kamu adalah isi durian pancake.
Buat saya, kamu itu enak.
Oleh @Dear_Connie
No comments:
Post a Comment