03 February 2013

Harapan Lapuk yang Sedikit lagi Patah


Ketika semua tersenyum karenamu dan untukmu. Berharap setetes harapan jatuh basahi angan yang telah lama gersang berdebu. Kau hanya cukup bertahan dan bangkit memapah harapan kami. Dan tersenyum kembali sembari meneteskan air mata. Bukan air mata kepedihan yang aku maksud, namun air mata kebahagiaan.

Setega itukah hatimu. Menyerah begitu saja dan meruntuhkan segala harapan kami. Aku masih ingat betul ketika kau menulis sebuah harapan. Harapan ingin melihat cinta tumbuh semakin rindang dan kita berteduh bersama. Bergurau tentang hidup yang berkunci pada semangat untuk memulai dan melawan.
Entahlah. Kini kau terbaring pulas meninggalkan bendungan air mata kepedihan bagi kami. Kami yang menyayangimu yang mencintaimu, mungkin jika ada kata yang melebihi cinta, itulah perasaan kami padamu. Pernahkah kau menduga? Jika bendungan itu butuh waktu sedetik untuk penuh. Penuh air mata kerinduan, kesedihan, harapan yang pupus. Dan air mata kebahagiaan yang seharusnya menetes saat melihat senyum bahagiamu pun telah kering rontang, telah habis terjatuh memenuhi bendungan yang kau tinggalkan.

Tapi ya sudahlah. Tuhan sepertinya iri pada kami. Bersamamu selama ini, merasi kebahagiaan dengan senyuman. Tuhan ingin menjagamu. Tuhan tau jika mungkin engkau telah lelah. Dengarkan aku. Meski terdengar pelan. Simaklah apa yang akan aku ucapkan. “aku, kami, kita semua, menyayangimu melebihi apapun. Kami ikhlas jika kau pergi, dan jika itu pilihan Tuhan. Karena kami tau Tuhan lebih sayang kamu dari pada siapapun bahkan diantara kita yang sangat menyayangimu. Berjuta bait doa kami hantarkan untuk lebih memulaskan tidurmu sembari berlinang air mata. ‘’Ya Tuhan, pertemukan kami lagi di nirwanamu yang kekal, karena hanya disana kami dapat memeluk orang yg kami sayang selamanya dan seterusnya’’”

Sekarang kau tau betapa kami mencintaimu bukan?. Jangan bersedih. Mungkin kau ingin berucap dari sana. Tapi kami hanyalah manusia. Satu hal yang kami yakini, kau juga menyayangi kami seperti kami menyayangimu.

Kau tau saat detik-detik kau akan pergi meninggalkan kami? Aku dan orang-orang yang mencintaimu menangis sejadi-jadinya. Dan kau tau bagaimana denganku? Mataku buram ketika melihatmu. Karena air mata telah penuhi retina mataku, yang seharusnya tak ingin ku teteskan.

Sekarang. Masih teringat dan terbayang ketika kau menyebut nama Allah berkali-kali. Dan semua orang yang menyayangimu menangisimu, memperkuat harapan mereka yang sebenarnya sudah lapuk dan sedetik lagi patah. Dan kau tau? Ketika patah, dunia dan seisinya seperti tidak berarti lagi. Karena yang membuat dunia kami berarti adalah kamu. Kamu. Dan kamu.

Aku menyayangimu, melebihi apapun. Beristirahatlah dengan tenang dan sambut kami di surga dengan senyummu yang kini tak bisa lagi kami lihat.

KAU ADALAH SEGALANYA BAGIKU!!!

Sesuatu yang pergi untuk selamanya
Hanya bisa kita tangisi tanpa bisa kembali lagi
Satu tempat pertemuan yang pasti adalah surga
Dimana semuanya kekal dan segalanya abadi

Oleh @Kaito_Firman
Diambil dari http://tempat-jatuh.blogspot.com

No comments:

Post a Comment