14 February 2013

Ini Bukan Surat Cinta


Ini bukan surat cinta, karena aku akan bercerita...

Pada suatu pagi yang dingin karena sisa hujan semalam, Kak Iko sedang bersantai di teras rumahnya. Ditemani secangkir cokelat panas dan mulai membuka surat kabar edisi hari itu. Beritanya tentang korupsi, bencana alam, kecelakaan, dan krisis di berbagai belahan dunia. "Tak adakah berita yang menggembirakan? bosan membaca hal-hal negatif yang bikin pusing kalo dipikirin," keluh Kak Iko dalam hati, "jadi kangen baca-baca surat cinta." Tetiba ia dikejutkan dengan suara di depan pintu gerbang...

"Kring! Kring! Pos!"

Sedikit tergesa, Kak Iko menuju pintu gerbang. Pak Pos berusia sekitar awal tigapuluhan menyerahkan sepucuk amplop berwarna kuning gading. Alih-alih perangko biasa, perangko yang terletak di kanan atas amplop itu berbentuk hati berwarna pink, Kak Iko tersenyum tipis menatap surat itu. "Saatnya saya bertugas lagi ya, Pak." Tapi Pak Pos sudah menghilang entah kemana, ajaib!

Kembali ke tempat duduknya di teras, Kak Iko membuka amplop dengan sangat hati-hati seolah surat itu berasal dari sekolah sihir di daratan Britania. Isi surat yang ditulis dengan tinta warna merah jambu, tampak cantik melingkar di atas kertas berwarna broken white. Isinya sederhana,
11 Februari 2013. Jam 10.00. Kantor Pos Cinta.
***

Suara ketukan terdengar di Kantor Pos Cinta.
"Tok tok..."
"Siapa?"
"Iko."
"Iko Uwais?"
"Iiiiko.........k kamu tau sih!" *dobrak pintu* "KALIAN SUDAH TERKEPUNG!!"
Wait,,, bukan begini ceritanya. ULANG!

"Tok tok..."
"Siapa?"
"Iko."
"Kok tau?"
"Lha..."
CUT!! Bukan gitu woy!!

"Tok tok..."
"Siapa?"
"Iko."
"Iko Uwais?"
"Yaelah, kok lupa sih! Ini selebtwit Ciayumajakuning!"

Pintu terbuka perlahan...
"Kak Ikooo!!" Seorang gadis pecicilan menghambur memeluk Kak Iko dengan eratnya.
"Lio!!" Kak Iko memeluk gadis yang bernama lengkap Liony Mayestica itu dengan tidak kalah eratnya.
"Yuk masuuuk.. Ditungguin Bosse dari tadi!" Liony menggamit tangan Kak Iko dan membawanya memasuki Kantor Pos Cinta. Di dalam sudah selusin orang menunggu.
"Telat melulu..." seorang lelaki yang di bibirnya menggantung rokok putih berkata pada Kak Iko.
"Eh, yakampun Eym. Iya nih, angkotnya ngetem!" Kak Iko melakukan ritual cium pipi kanan, cium pipi kiri, cium bibir dengan Eym, lalu menyapu pandangan ke sekitar.
"Halo, kenalin, gue Zia." cowok tampan berkacamata menjulurkan tangan mengajak bersalaman, "Halo, Zia. Saya Iko."
Wajah-wajah yang sudah dikenal Kak Iko dengan baik hadir di ruangan itu. Ada Suno yang tak henti juggling bola, Kila si perempuan yang ganteng dan macho, Ika yang bersuara emas, Mayki yang mungil seperti pentol korek api, Nico yang sedang memeluk pohon palem plastik di tengah ruangan, dan Echi mengenakan flanel merah andalannya dipangku oleh Hafid di kursi goyang di pojok ruangan.
Ada tiga wajah yang belum pernah dilihat Kak Iko sebelumnya.
"Kenalin nih, temen-temen baru." ujar Ika.
"Yang pake kaos putih ini namanya Daniel." Kak Iko menyalami Daniel sambil membaaca tulisan berwarna merah di kaosnya, 'I Wanna be Your Lover, Not Just Friend.'
"Ini Chacha." Ika menunjuk pada gadis supercantik dalam balutan hijab yang trendy dan serasi.
"Dan ini Dila." sesaat Kak Iko menyangka Dila adalah seorang lelaki, tapi ternyata ada sesuatu yang menyembul pada bagian dada di balik kaosnya.
"Kita nunggu siapa lagi?" tanya Kak Iko dan seketika itu juga pintu Kantor Pos Cinta terbuka lebar. Perempuan bertubuh langsing tapi curvy seperti Beyonce memasuki ruangan, "sori telaat!" ujarnya.
"Eka?" Kak Iko menatap heran, "Kok kamu kurus banget, entar disangka gembrit loh!"
"Mulai sekarang, panggil gue Nulul. En u el u el." pungkasnya judes sambil mengeluarkan iPhone 5 dan menekan-nekan layarnya.
"BRAK!!" Pintu kantorpos menutup seketika, cahaya ruangan yang tadinya benderang meredup perlahan.
"Oke semua sudah lengkap." Suara berat dari langit-langit bergema di seluruh ruangan.

***

Tugas Kak Iko mudah saja, menunggu kiriman surat, menyampaikannya kepada dunia, memilih lima yang menurutnya paling bagus, dan mengirimkan kelima surat itu ke Kantor Pos Cinta untuk kemudian diarsip. Kak Iko menjadi tukang pos untuk akun-akun dengan awalan huruf U sampai Z, angka 0 - 9, dan karakter _. Setiap hari Jumat, Kak Iko libur, karena Jumat adalah giliran pengantaran surat kaleng, langsung berhubungan dengan Kantor Pos Cinta.

Hari pertama, surat yang masuk berjumlah puluhan! Kak Iko sedikit kewaalahan karena selain harus dikabarkan, semua surat yang masuk harus dikirimkan ke Kantor Pos Cinta. Hari-hari berikutnya, jumlahnya berkurang secara perlahan. Memang untuk menjalani sebuah komitmen itu tidak mudah, bukan?

Daftar surat-surat yang dikirimkan oleh Kak Iko bisa dilihat di bawah ini.

Selama tigapuluh hari, Kak Iko membaca ratusan surat cinta. Tak semua surat cinta membahagiakan, ada yang kelam, penuh amarah, malu-malu kucing, tapi masih banyak yang isinya berbunga-bunga indah. Setiap pengirim surat punya keunikan yang membekas dalam ingatan Kak Iko, luar biasa sekali bakat-bakat mereka dalam menceritakan sesuatu.

Terkadang saat Kak Iko sedang banyak kerjaan, tugas mengantarkan surat diserahkan ke Ownyet. Sedikit banyak Ownyet membantu menyegarkan suasana dengan gaya pengiriman suratnya yang centil dan menggemaskan! Ello ello...

Tak terasa tigapuluh hari sudah Kak Iko mengirimkan surat. Para pengirim surat bersedih karena acara ini berakhir, tapi percayalah, kesedihan Kak Iko sepuluh kali lipat dibandingkan jumlah seluruh kesedihan mereka jika disatukan. Bagaimana tidak, sebuah rutinitas yang dicintai, komitmen yang dijaga, dan karya-karya istimewa yang dibaca selama tigapuluh hari, akan hilang keesokan harinya.

***

Sebuah kejutan hadir bagi Kak Iko di hari ketigapuluh satu. Kotak pos di depan rumahnya dijejali oleh surat-surat dari berbagai penjuru! Kak Iko membuka amplop-amplop yang berwarna-warni, kemudian membacanya dengan perlahan satu-persatu. Setiap surat membuatnya berkaca-kaca, Kak Iko tak pernah menyangka akan adanya apresiasi dari mereka. Yang ia tahu, ia hanya menjalankan tugas sebagai tukang pos secara sukarela tanpa mengharap imbalan apapun. Setelah membaca semua surat yang diterimanya, ada suatu perasaan yang aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya, Kak Iko belum pernah merasa dicintai banyak orang seperti ini!

Kak Iko hanya bisa mengucap terima kasih kepada para pengirim surat, hanya itu yang ia bisa lakukan. Juga terima kasih kepada seluruh rekan-rekan di Kantor Pos Cinta atas kerja keras yang penuh canda dan tawa selama tigapuluh hari lebih sedikit yang telah dilalui. Tak sabar rasanya bertemu dengan mereka semua saat berkumpul di kota penuh cinta nanti... Sampai jumpa!





Oleh @gembrit
Diambil dari http://bandarawan.wordpress.com/2013/02/14/ini-bukan-surat-cinta/ (versi aslinya clickable loh)

2 comments:

  1. Hehe..
    Kocak, Romantis, Pokoke sejuta rasa deh tulisan2nya :)
    Thanks yah...

    ReplyDelete