14 February 2013

Gratias Vobis Ago



Kepada semua yang sudah ikut menulis dan mempercayakan beta untuk menyampaikan suratnya selama tiga puluh hari,

Beta menulis surat ini dalam keadaan mengantuk yang luar biasa setelah menonton penampilan seni bertarung menggunakan kulit bundar. Tapi, tak sedikitpun mengurangi esensi dari terima kasih, tak tinggi-rendah, tak dangkal-dalam.

Kepada @ildesperados,

Terima kasih atas cerita tentang lembaran daun Malaleuca Cajeputi. Ah, kau membuat beta jadi betul – betul rindu rumah dan semerbak bunga Kayu Putih di pertengahan tahun. Terima kasih juga untuk surat – surat yang indah nan satir selama sebulan kurang ini. Dan masih seperti dahulu, Aku mencintai (tulisan-tulisanmu), Tata! Semoga selalu begitu, di dalam ketakutan beta sebagai manusia bahwa selamanya itu rikih adanya.

Kepada @kaikarizka,

Terima kasih atas keras kepalanya dirimu dalam mengirim surat. Tangguh! Itu yang mampu beta bilang setiap kali melihatmu muncul di kolom interaksi Twitter beta. Semangat membara macam api, menulis tiada surut terhampar tepi. Tetaplah begitu, tetaplah menulis, tetaplah membaca, tetap – tetaplah, Rizka!

Kepada @Ikafff,

Terima kasih atas surat - suratnya yang seringkali nyeleneh, Tapi tak melunturkan bentuk dari surat itu sendiri, kak. Terima kasih untuk pelajaran Bahasa Indonesia yang sudah ditatarkan dengan gamblang di dalam surat itu pula. Ah, beta merasa terbantu sekali kak. Hormat diberi, sedalam – dalam.

Kepada @Hana_Hanifah,

Terima kasih atas ke-alpa-anmu, beta jadi belajar bahwa kecemasan bisa muncul dari hal yang terduga. Memang betul Hana, beta punya masalah dalam tidur. Tapi tak seperti salah kaprah oleh orang kebanyakan. Jangan takut. Kamu kenal Leo Tolstoy yang menulis novel Anna Karenina, War and Peace, The Cossaks, Family Happiness? Katanya, dia belajar naik sepeda pada umur 67 tahun. Semoga tak ciut hatimu karena takluk oleh waktu.

Kepada @iiTSibaranii,

Terima kasih atas metafora dan lukisan yang dibentuk oleh barisan abjad selama hampir sebulan ini. Beta sungguh – sungguh menikmatinya, sungguh. Setiap kali membaca piawainya kamu dalam diksi, beta hampir sama tercengangnya saat menatap Starry Night-Van Gogh.

Beta tak terperangkap pada dimensi apapun, beta adalah makhluk yang (berusaha) menyeruak dari jeruji dan barikade kontekstual. Ah, kamu tahu apa yang Harper Lee -penulis bovel To Kill A Mockingbird- tulis di pembukaan Novel satu-satunya sepanjang karir hidupnya itu? “You never really understand a person until you consider things from his point of view… Until you climb inside of his skin and walk around in it.” Jangan pernah menebak, karena (mungkin) beta sudah melangkah selangkah ke depan.

tanbihat: Itu avatar dari Film Clockwork Orange. Beta tak seperti itu.

Kepada @hutamiayu,

Terima kasih untuk surat – curhat yang sudah beta terima selama hampir sebulan ini juga. Tapi beta sepertinya lebih mengingat cerita – cerita dan kisah – kisah. Tentang hal – hal yang bertentang, tentang manusia – manusia yang menantang. Terima kasih Han, sudah menjadikan jarak Tangerang dan Salatiga jadi sejengkal. Maafkan kalau ada salah editing waktu posting, maafkan.

Kepada @hauranazhifa,

Terima kasih untuk surat kepada entah yang sudah dititipkan kepada beta selama sebulan ini. Rasanya senang sekali, suratmu ada di dalam kantong pos beta. Zhifa yang rajin menulis dalam teritori Olla, beta tidak akan pernah menjadi malaikat. Karena tidak ada di dalam daftar reinkarnasi waktu. Tetaplah menulis, tetaplah mencinta, tetaplah menulis dalam cinta. Karena hampir tak ada lagi yang tersisa di dalam gelap bumi kita ini, selain kedua hal itu.

Kepada @Jo_iin,

Terima kasih untuk surat – surat Langit dan Laut yang sudah dipercayakan kepada beta untuk mengantarkan selama ini. Salam kenal, sampai bertemu kak, di Gathering. Oh ya, beta pribadi memang punya masalah dengan tidur, jadi maafkan kalau nanti beta terlihat seperti torso di ruang biologi. Ha ha ha.

Kepada @I_am_BOA,

Terima kasih untuk surat – surat dari masa lalu, surat – surat masa depan, dan surat – surat harap serta kecemasan, kak Bet. Terima kasih untuk puisinya. Beta senang sekali! Beta tidak sempat bisa membalas dalam puisi. Jadi, beta sisipkan bait pertama salah satu puisi yang beta suka dari William Blake : My Preety Rose Tree;

A flower was offered to me,

Such a flower as May never bore;

But I said ‘I’ve a Pretty Rose-tree,’

And I passed the sweet flower o’er

Kepada @inndaah_

Terima kasih kakak Indah, untuk surat – surat penuh kasih yang sama dengan nama. Beta bukan orang sastra kak, beta orang. Terima kasih sudah memperhatikan andaikata beta sempat lancang mengubah beberapa huruf di tulisan kakak. Silahkan datang ke Gath untuk membuktikannya. Tanpa ada toyor andaikata salah. Ha ha ha!

Kepada @kristianusevan

Terima kasih mas Evan untuk surat – suratnya yang sangat rapi dan natural. Betul – betul mengingatkan beta kepada surat – surat masa lalu yang benar – benar merdeka dari kungkungan aturan dan dogma – dogma. Terima kasih sudah berusaha menggunakan beta punya bahasa ibu setiap kali kita berdialog. Beta amat sangat salut akan hal itu. Terima kasih banyak, sangat banyak!

Kepada semua orang yang sudah mempercayakan beta untuk mengantarkan surat – suratnya,

Terima kasih sudah menebarkan cinta di tengah sengkarut dunia, carut – marut bumi. Maafkan kalau pernah lalai atau ada salah kata. Semoga tetap menulis, semoga tetap mencintai, semoga tetap memanusiakan manusia.

Baiklah beta menutup surat ini dengan kutipan kata – kata Pramoedya Ananta Toer:

“Cinta tak lain dari sumber kekuatan tanpa bendungan bisa mengubah, menghancurkan atau meniadakan, membangun atau menggalang” ~ Bumi Manusia

“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun ? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” ~ Anak Semua Bangsa


Ditulis oleh : @KorekApiKayu
Diambil dari http://peluruaksara.wordpress.com

No comments:

Post a Comment