14 February 2013

Benci

Hai kak, @ikavuje

Duh, saya benci banget saat–saat seperti ini. Saat dimana kita harus menyudahi apa yang sudah menjadi kebiasaan. Saat dimana kita menyelasaikan apa yang seharusnya berlanjut. Saya gak ingin ini semua berakhir.

30 hari—bagi saya—hanya syarat. Hanya sebuah peraturan yang harus dipatuhi. Dan tentunya, boleh pula dilanggar. Berhubung saya orangnya bangkang, saya harus melanggar. Terhadap peraturan bahwa menulis surat itu hanya tanggal 14 Januari-14 Februari. *yaiyalah, Shan*

Hmmm, jadi begini, Kak. Saya benci saat-saat seperti ini. Saya benci dimana saya (mungkin) gak akan mention Kakak untuk setor surat cinta—yang sebenarnya juga adalah ajang minta pendapat. Saya benci dimana (mungkin) kita tak akan saling interaksi lagi di Twitter setiap harinya. Saya benci dimana (mungkin) Kakak gak mampir ke Tumblr saya lagi. *narsis*

Intinya saya benci saat menulis surat ini. Saya kesal. Saya mau marah, sebenarnya. Tapi marah sama siapa juga saya jadi bingung. Saya benci. Saya benci dengan perpisahan. Termasuk perpisahan dalam menulis #30HariMenulisSuratCinta.

Saya harap, setelah ini kita tak akan menjadi asing, ya. Tetap berinteraksi, bertukar pendapat, bertukar pikiran, yaaaa jangan sampe bertukar hati dan perasaan juga sih. Bahaya nanti. Hehehehe.

Terima kasih ya, Kak. Udah mau bawel dalam 30 hari ini. Rajiiiiin banget ngomentarin tiap surat yang disetor. Terima kasih karena saya tahu, menjadi tukang pos itu butuh kesabaran yang ekstra. Terima kasih atas kesabarannya. Terima kasih atas masukan yang diam-diam kau sembunyikan di inbox Tumblr saya, ciyeeeee. Terima kasih sudah mau berbagi cinta dalam #30HariMenulisSuratCinta.

Terakhir, semoga kita dapat bertemu ya, Kak. Salam untuk semua hari-harimu.



oleh @shandyputraa untuk @ikavuje
diambil dari http://anotherdidhurt.tumblr.com


No comments:

Post a Comment