Bukan Tukang Pos Biasa

Hai,

Akhirnya selesai tugasmu, namun walaupun kamu tidak bertugas lagi saya akan tetap menulis di blog saya ini.
Mampirlah jika sempat di blog saya ini. Saya tahu ini isi blog saya mungkin tidak sebagus blog kamu, permainan kata saya mungkin tidak sebagus permainan kata kamu. Namun, saya sedang belajar. Bersabarlah, lagipula jika sering dilatih dan banyak membaca nanti permainan kata saya juga akan mengikutinya. Bukankah begitu?

Sebulan kamu sudah menjadi pembaca setia blog saya, terimakasih, dan maafkan saya masih banyak kesalahan di sana-sini. Dan kamu menghargai tulisan saya dengan memilih surat-surat saya. Ah rasanya bahagia sekali. Dan berkat kamu tulisan saya banyak dikenal banyak orang, bahkan teman saya yang tadinya tidak tau saya suka merangkai kata menjadi tahu, dan mereka kaget dengan hobi terpendam saya ini.

Kamu bukan tukang pos biasa, kamu tukang pos yang mau mengajari, dan tukang pos yang rajin, kamu mendokumentasikan semua surat yang masuk ke kotak suratmu, dan ya tentu kamu bukan tukang pos biasa yang membawa sepeda atau sepeda motor untuk mengantari surat. Kamu cukup menggunakan alat elektronik dan media sosial, dan semua surat tersampaikan, kamu tukang pos yang selalu mengantarkan segala perasaan, tanpa mengharapakan ada atau tidak satu atau dua surat untukmu. 

Saya memang sudah berniat menuliskan surat untukmu dari awal saya mengikuti program ini karena saya merasa kamu pantas mendapatkannya, dan saya tidak dapat memberikan apa-apa untukmu. Hanya sebuah surat, surat yang tertumpuk di antara puluhan surat yang ditujukan kepadamu.

Sempatkanlah membaca surat dari saya ini, dan ya saya membuktikan kepadamu bahwa saya terus menulis selama sebulan ini, dan ini hebat. Walaupun ada satu surat yang di posting di malam hari melebihi waktu pengumpulan surat, tapi hei saya tetap menulis. 
Terima kasih atas semangatnya @korekapikayu, kamu memang bukan tukang pos biasa.

Oleh @kaikarizka kepada @korekapikayu
Diambil dari http://kaikarizka.blogspot.com