Letih terlihat di wajah yang tua itu.
Tertidur pulas dalam alunan gelap malam.
Dibalik senyummu, teduhkanku!
Terbayang potret kala engkau masih muda.
Ajarkan sebuah kata cinta dalam hidup.
Kekutan kasihmu, nyata pulihkan jiwaku yang kadang goyah!
Waktu cepat bergulir sisakan banyak kisah.
Orang tua yang kau cinta telah lama meninggalkan dirimu sendiri.
Namun tetap kau berdiri tegar pada dunia.
Pesonamu masih jelas kurasa hingga kini menemani hingga ku dewasa.
Derai airmata dan pengorbananmu tak ‘kan tergantikan, terima kasih ibu!
-Ada Band, Pesona Potretmu-
Yaa surat ini kutujukan untuk seorang perempuan cantik yang sudah meminjamkan rahimnya selama 9 bulan untukku. Bunda. Tapi aku lebih sering memanggilmu dengan sebutan mama. Surat ke-29 ini kutujukkan untuk mama yang telah berjuang keras menahan sakit, berat-berat membawaku dalam perutnya ketika aku belum dilahirkan dulu. Bahkan ketika hendak membuatku menghirup oksigen, kau pertaruhkan nyawamu, hanya DEMI AKU!
Hai mah, lagi masak ya di dapur?
Eh aku lupa jam segini kan mama masih ngajar ya. Ngga apa-apa kok mah kalo mama jarang masak di rumah, bukan suatu masalah besar. Aku lumayan sering ya mah nyanyiin lagu yang aku tuliskan diawal surat itu buat mama? Tapi mama selalu bilang, “Emang mama udah tua ya?” ah mama aku senang kalau mama udah ngomong gitu. Mama jadi terlihat 20 tahun lebih muda.
Di surat ini aku cuma mau bilang kalau aku sayang sama mama. Teramat sangat sayang. Aku selalu mencium pipi mama kalau lagi tidur deketan nonton bareng, itu bukan sekedar action, itu tulus karna aku sayang sama mama. Terus aku suka rewel bawel kalau lagi curhat sama mama tapi mama ngedengerin dan selalu ngasih solusi yang bikin aku tenang. Kalau aku suka ngelawan dan ngomong dengan intonasi yang keras, maaf ya mah. Karena terkadang iblis lebih bisa menguasaiku dibanding diriku sendiri, maaf. Tapi setelah itu aku langsung istighfar dan peluk mama, aku ngga bisa lama-lama diem-dieman sama mama.
Mamaku tercantik…
Mama adalah oksigen bagi kehidupanku. Mama ada dalam setiap aliran darahku. Mama pengisi udara dalam paru-paruku. Bisa di bilang mama adalah penentu kehidupanku kedua setelah Allah swt. Mama juga teman saat sakit maupun bahagia. Jadi hal sekecil apapun aku ceritakan semua padamu.
Pernah sesekali terbayang dalam benakku ketika aku solat. Bila saja tiba-tiba mama terbaring diam. Tak lagi menggubris semua omonganku. Tak lagi memelukku ketika aku sedih. Tak lagi tertawa mendengar cerita lucuku. Tak lagi cerewet memarahiku. Kaku. Diam. Dingin dalam pembaringan. Aku pasti menangis lalu saat itu juga pun aku memohon pada Allah, jangan biarkan aku membayangkan hal-hal yang tidak aku inginkan itu. Aku masih sangat membutuhkan mama. Sangat sangat sangat membutuhkan!
Mah…
Aku sayang mama.
Aku masih butuh omelan mama.
Aku masih butuh bentakan mama.
Aku masih butuh cubitan mama.
Aku masih butuh amarah mama.
Aku masih butuh tawa mama.
Aku masih butuh tangis mama.
Aku masih butuh… jiwa dan raga mama untuk menemaniku hingga aku mencapai semua yang aku inginkan dan mama harapkan, dan aku masih ingin membahagiakan mama.
Mah bertahan mah dalam menjalani semua! Aku membutuhkanmu! Sangaaaaattt!
Kepada Allah,
Izinkan mama melihatku dan adik-adikku dewasa.
Izinkan mama menjadi istri untuk ayahku hingga renta.
Izinkan aku membahagiakan mama.
Izinkan aku membalas semua kebaikan mama.
Dan maafkan atas pembangkangan yang pernah aku lakukan pada mama.
aamiin.
I love you mom! Forever! Till I die!
Dari mba Ama
oleh @rahmasly
diambil dari http://rahmasulistya.blog.com
Tertidur pulas dalam alunan gelap malam.
Dibalik senyummu, teduhkanku!
Terbayang potret kala engkau masih muda.
Ajarkan sebuah kata cinta dalam hidup.
Kekutan kasihmu, nyata pulihkan jiwaku yang kadang goyah!
Waktu cepat bergulir sisakan banyak kisah.
Orang tua yang kau cinta telah lama meninggalkan dirimu sendiri.
Namun tetap kau berdiri tegar pada dunia.
Pesonamu masih jelas kurasa hingga kini menemani hingga ku dewasa.
Derai airmata dan pengorbananmu tak ‘kan tergantikan, terima kasih ibu!
-Ada Band, Pesona Potretmu-
Yaa surat ini kutujukan untuk seorang perempuan cantik yang sudah meminjamkan rahimnya selama 9 bulan untukku. Bunda. Tapi aku lebih sering memanggilmu dengan sebutan mama. Surat ke-29 ini kutujukkan untuk mama yang telah berjuang keras menahan sakit, berat-berat membawaku dalam perutnya ketika aku belum dilahirkan dulu. Bahkan ketika hendak membuatku menghirup oksigen, kau pertaruhkan nyawamu, hanya DEMI AKU!
Hai mah, lagi masak ya di dapur?
Eh aku lupa jam segini kan mama masih ngajar ya. Ngga apa-apa kok mah kalo mama jarang masak di rumah, bukan suatu masalah besar. Aku lumayan sering ya mah nyanyiin lagu yang aku tuliskan diawal surat itu buat mama? Tapi mama selalu bilang, “Emang mama udah tua ya?” ah mama aku senang kalau mama udah ngomong gitu. Mama jadi terlihat 20 tahun lebih muda.
Di surat ini aku cuma mau bilang kalau aku sayang sama mama. Teramat sangat sayang. Aku selalu mencium pipi mama kalau lagi tidur deketan nonton bareng, itu bukan sekedar action, itu tulus karna aku sayang sama mama. Terus aku suka rewel bawel kalau lagi curhat sama mama tapi mama ngedengerin dan selalu ngasih solusi yang bikin aku tenang. Kalau aku suka ngelawan dan ngomong dengan intonasi yang keras, maaf ya mah. Karena terkadang iblis lebih bisa menguasaiku dibanding diriku sendiri, maaf. Tapi setelah itu aku langsung istighfar dan peluk mama, aku ngga bisa lama-lama diem-dieman sama mama.
Mamaku tercantik…
Mama adalah oksigen bagi kehidupanku. Mama ada dalam setiap aliran darahku. Mama pengisi udara dalam paru-paruku. Bisa di bilang mama adalah penentu kehidupanku kedua setelah Allah swt. Mama juga teman saat sakit maupun bahagia. Jadi hal sekecil apapun aku ceritakan semua padamu.
Pernah sesekali terbayang dalam benakku ketika aku solat. Bila saja tiba-tiba mama terbaring diam. Tak lagi menggubris semua omonganku. Tak lagi memelukku ketika aku sedih. Tak lagi tertawa mendengar cerita lucuku. Tak lagi cerewet memarahiku. Kaku. Diam. Dingin dalam pembaringan. Aku pasti menangis lalu saat itu juga pun aku memohon pada Allah, jangan biarkan aku membayangkan hal-hal yang tidak aku inginkan itu. Aku masih sangat membutuhkan mama. Sangat sangat sangat membutuhkan!
Mah…
Aku sayang mama.
Aku masih butuh omelan mama.
Aku masih butuh bentakan mama.
Aku masih butuh cubitan mama.
Aku masih butuh amarah mama.
Aku masih butuh tawa mama.
Aku masih butuh tangis mama.
Aku masih butuh… jiwa dan raga mama untuk menemaniku hingga aku mencapai semua yang aku inginkan dan mama harapkan, dan aku masih ingin membahagiakan mama.
Mah bertahan mah dalam menjalani semua! Aku membutuhkanmu! Sangaaaaattt!
Kepada Allah,
Izinkan mama melihatku dan adik-adikku dewasa.
Izinkan mama menjadi istri untuk ayahku hingga renta.
Izinkan aku membahagiakan mama.
Izinkan aku membalas semua kebaikan mama.
Dan maafkan atas pembangkangan yang pernah aku lakukan pada mama.
aamiin.
I love you mom! Forever! Till I die!
Dari mba Ama
oleh @rahmasly
diambil dari http://rahmasulistya.blog.com
No comments:
Post a Comment