Another Sleepless Night
Kepada, SalsaMalam ini aku kembali terjaga Sal. Aku tak mampu terlelap cepat kali ini maka kuputuskan saja untuk membalas suratmu.
Salsa, aku senang kamu mengkhawatirkanku tapi ingat, jangan lupa untuk mengkhawatirkan dirimu sendiri terlebih ini kali pertama kamu hidup jauh dari orang tua kan? Oh ya, segera beli vitaminnya sebelum habis, jika kesulitan mendapatkannya di sana beritahu aku, akan kukirim segera untukmu. Aku tak mau mendengar kamu jatuh sakit di musim penghujan seperti ini.
Di Kupang sini memang sehari-hari panas terik, jikalau mendung pun itu belum pasti akan turun hujan. Aku sebenarnya sedang berencana untuk jalan-jalan ke pulau Rote akhir bulan ini. Kamu tahu, pulau paling selatan milik Indonesia itu kini hanya berjarak 2 jam perjalanan saja dariku dengan menggunakan kapal feri cepat. Aku tak sabar Sal untuk segera menginjakkan kakiku di sana, Ah, seandainya aku mampu mengajakmu pastilah ini bakal jadi liburan yang menyenangkan untuk kita. Terlebih kamu senang melihat senja kan? Dari yang kudengar, sunset di sana terlalu indah untuk dilewatkan. Jadi, mau menyusulku kemari? xp
Kenapa harus bersedih? Sudah saatnya Sal kamu mendapat seseorang yang mampu menjaga dan membuatmu tersenyum di sana. Lihat aku, aku hanya mampu membuatmu bersedih bukan dengan mengingatkanmu tentang jarak?
Teman di kantorku di sini sudah menikah semua Sal, mungkin akulah satu-satunya pemuda lajang di kantor, oh tentu saja selain Kak Alberto, office boy di kantor kami. Ya, karena itulah aku lebih sering berdiam diri di kost daripada berpergian. Sudah dulu ya Sal, hampir pagi di sini ketika aku sampai pada penghujung surat ini. Selamat berjuang demi mimpi-mimpi yang tak lelah kau amini Sal!
PS: Jangan lupa jaketmu kalau hendak berpergian.
Adit.
Oleh @merelakan untuk @shcl
Diambil dari adityadaniel.com
---
Surat balasan @shcl untuk @merelakan
Mengertilah
Kepada Adit,Semalam aku tidur lebih larut. Aku kembali membuka foto-foto lama kita; saat bepergian tanpa tahu arah, saat menonton konser bersama, saat pergi ke bioskop dan marathon menonton film hingga penjual tiket di sana hapal dengan wajah kita. Tempat-tempat yang pernah kita kunjungi belum banyak berubah, bahkan hingga tahun-tahun berselang. Kita pun tak banyak yang berubah ya Dit? Kamu tetap dengan tidur larutmu, dan aku tetap dengan setumpuk kekhawatiran untukmu.
Wah, menyenangkan sekali Dit. Andai aku bisa pergi ke Kupang sekarang juga, tentu aku sudah memaksamu untuk mempercepat rencana ke pulau Rote itu. Ah, ternyata kamu masih ingat dengan tingkah gembiraku tiap kali senja mulai turun. Kalau nanti kamu sudah pergi ke pulau itu, jangan lupa kirimi aku bertumpuk fotomu, ya? Lalu jika nanti kamu berencana untuk kembali ke sana, culik saja aku dari Jogja. Aku ingin sekali menikmati senja yang seperti itu, terlebih denganmu.
Beberapa hari lalu aku berkeliling kota, Dit. Dengan beberapa senior dan teman-temanku. Sebenarnya di antara mereka, ada satu orang yang agak menarik perhatianku. Senyumnya adalah jenis yang akan membuatmu tak dapat menahan diri untuk balas melengkungkan senyum, matanya pun selalu tampak penuh tawa. Ia tinggi dan penyuka olahraga, namun ia terbingkai kacamata. Ia menyenangkan sekali Dit, namun aku tak yakin aku punya harapan. Lagipula seperti yang aku bilang sebelumnya, sendiri seperti ini pun aku sudah terbiasa. Jarak di antara kita bukan masalah, Dit. Bersedih karenanya pun aku tak peduli. Surat-menyurat denganmu sudah cukup membuatku senang, seakan jarak antara kita semakin tak sejauh itu terentang. Tidakkah kamu mengerti?
Berkeliling kota dengan lebih sering, Dit. Siapa tahu, mungkin di sudut-sudutnya, ada beberapa gadis yang akan membuat senyummu tak berkesudahan, lalu berikutnya suratmu akan penuh dengan cerita tentang gadis pujaan itu. Cukup dulu suratku, aku akan bersiap-siap untuk kuliah.
Yang ingin ikut menikmati senja denganmu,
Salsa.
PS: Aku tidak bisa menemukan vitaminnya, Dit. Tolong kirimkan ya? Terima kasih.
Diambil dari shcal.blogspot.com
No comments:
Post a Comment