22 January 2013

Aku Tahu, Kamu Masih Sayang Aku


Kepada kamu yang pernah memanggilku Cah Ayu,

Jangan ragu untuk melepasku. Sampai nanti rasa itu datang dan mendekam, jangan satu malampun terlewatkan tanpa memandang. Sampai suatu saat aku tak bisa lagi berdiri tanpamu, abaikan saja, jangan sampai menoleh walaupun sesekali. Sampai suatu saat kamu ragu meninggalkanku, biarkan saja…, aku tidak akan sampai mati menunggumu.

Kalau sudah waktunya, jangan terlalu sering memanjakanku, entah kata atau sentuh…, sudah waktunya kamu beranjak pergi. Saat nanti melihatku terjatuh, tutup mata, hati dan telingamu…, abaikan. Sesaat, ketika aku pilu, meraung tanpa kamu..., anggap saja itu nyanyian hujan yang mengantar pada malam. Kalau melihat air mataku jatuh, anggap saja itu embun pagi yang nakal membanjiri.

Kalau sampai tiba waktunya rasa ini tersampaikan, aku telah menjadi doa di antara kamu dan dia. Kalau nanti kamu mendengar suaraku melantunkan lagu kembali, diingat saja, kita bukan lagi senyawa Adam dan Hawa. Kalau pada akhirnya kamu mempertanyakan mengapa jalan yang kita ambil berbeda, ingat saja, kita tak pernah sama. Kalau sampai kamu enggan berucap namaku, cukup ku ingat siapa yang pertama memenuhi ladang senjaku dengan pelangi biru bercorak perak.

Aku memang bukan perempuan yang tepat untukmu, kalau itu dapat melegakanmu, anggap saja begitu. Aku tak mampu memenuhi inginmu, bila itu bisa membuatmu melupakanku. Kalau nanti kita bertemu di antara bintang, di atas baris senja, hujan dan pelangi, tanpa embun…, anggaplah aku bukan aku. Jangan sampai, nanti kamu mememinta bagian hati yang dulu kau tinggalkan, karena sudah ku sulam dengan jantungku!

Apa? Kamu tak tahu jalan pulang? Apalagi aku! Jejakku sudah terhapus hujan, petaku habis terbakar! Jangan pernah bertanya 'apakah aku masih mencintaimu?'. Aku selalu mencintaimu. Tolong jangan menoleh ke belakang! Aku terlalu rapuh untuk menolak sapamu. Lalu sampai kapan aku bisa belajar hidup tanpamu. Aku baik-baik saja. Jangan khawatir. Aku perempuan kuat kan? Aku perempuan hebat. Kamu sendiri yang bilang seperti itu.

Sebuah pesan singkat masuk. Kamu. "Lagi apa?" Aku bingung. Antara ingin membalas dan membiarkannya saja. Kenapa kamu lakukan itu? Lima menit saja pertahananku. "Kerja." Lihat, aku tak kuasa untuk membalasnya. "Jangan telat makan ya," katamu. Tolong jangan perhatikan aku lagi. Aku terlalu sayang kamu.

Oleh @hauranazhifa
Diambil http://hauranazhifa.blogspot.com

No comments:

Post a Comment