Langkah Kaki Kita
Dear Kay,
Aku membalas suratmu ini dalam kondisi yang sangat lelah juga. Rupanya
kita berdua sedang sama-sama lelah. Kupikir, kata-kata pada bagian akhir
suratmu itu kamu ucapkan tanpa berpikir panjang. Aku yakin emosi sedang
menderamu.
Aku langsung menulis balasan ini ketika membaca suratmu. Kata-katamu menusukku sampai tanpa sadar air mataku menetes. Perih.
Aku tidak akan membahas soal kamu yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar
sekian hari kemarin. Padahal kamu berjanji untuk datang mengunjungiku.
Aku menghubungimu tapi tak ada balasan apapun. Iya. Aku sangat kecewa.
Kupikir masalah kita masing-masing sudah cukup banyak tanpa ditambah dengan pertengkaran kita berdua. Komunikasi kita berdua sudah semakin memburuk beberapa minggu ini. Aku tahu kalau kita juga semakin frustrasi dengan jarak di antara kita. Pasangan yang bertemu setiap hari saja belum tentu memiliki masalah komunikasi yang baik, apalagi kita yang terpaut ratusan kilometer?
Dengan begitu banyak perbedaan di antara kita. Dengan langkah kaki yang
sudah sejauh ini. Ini sudah bukan masalah pantas atau tidak. Di luar
segala kepantasan yang kamu pikirkan, apakah kamu masih ingin
memperjuangkan kita?
Kalau kamu tanyakan padaku?
Aku tidak peduli.
Aku. Ingin. Kamu!
Aku. Ingin. Kita!
Aku. Ingin. Kamu!
Aku. Ingin. Kita!
With love,
Ay
Ay
Oleh @ajenglembayung untuk @_Kelly78
Diambil dari dlembayung.blogspot.com
---
Surat balasan @_Kelly78 untuk @rorolembayung
With Love,
Kay
Diambil dari kellyoktavian.tumblr.com
Diambil dari dlembayung.blogspot.com
---
Surat balasan @_Kelly78 untuk @rorolembayung
Degup Jantung Kita
Dear Ay,
Jujur saja.. Pada saat aku menuliskan dan mengirimkan surat balasan itu kondisi ku sedang kacau balau.. I was emotionally drained, Dear.. Tapi itu tidak menjadi alasan bahwa aku boleh menyakiti dirimu seperti itu..
Mengetahui kamu bersedih dan menangis saja sudah membuatku begitu pedih.. Apalagi mengetahui bahwa kau bersedih karena aku adalah penyebabnya..
Aku menghargai betapa kamu berusaha maklum dengan keadaan ku saat ini.. Tetapi sekali lagi itu pun bukanlah alasan aku boleh mengabaikan dirimu begitu saja dan hilang tanpa kabar hampir dua minggu lamanya…
Aku sangat setuju dengan perkataanmu bahwa: “Pasangan yang bertemu setiap hari saja belum tentu memiliki masalah komunikasi yang baik, apalagi kita yang terpaut ratusan kilometer?”
Sama denganmu. Intinya aku juga ingin memperjuangkan apa yang telah kita usaha selama ini dan apalagi setelah mengerti dengan pasti engkau masih ingin memperjuangkan hubungan kita…
Di atas semua hal itu.. Betapa aku merindukan Degup Jantung Kita bersatu dalam satu irama di saat kita larut dalam pelukan..
Maka untuk itu.. Aku memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan menyusul dirimu!
Mengetahui kamu bersedih dan menangis saja sudah membuatku begitu pedih.. Apalagi mengetahui bahwa kau bersedih karena aku adalah penyebabnya..
Aku menghargai betapa kamu berusaha maklum dengan keadaan ku saat ini.. Tetapi sekali lagi itu pun bukanlah alasan aku boleh mengabaikan dirimu begitu saja dan hilang tanpa kabar hampir dua minggu lamanya…
Aku sangat setuju dengan perkataanmu bahwa: “Pasangan yang bertemu setiap hari saja belum tentu memiliki masalah komunikasi yang baik, apalagi kita yang terpaut ratusan kilometer?”
Sama denganmu. Intinya aku juga ingin memperjuangkan apa yang telah kita usaha selama ini dan apalagi setelah mengerti dengan pasti engkau masih ingin memperjuangkan hubungan kita…
Di atas semua hal itu.. Betapa aku merindukan Degup Jantung Kita bersatu dalam satu irama di saat kita larut dalam pelukan..
Maka untuk itu.. Aku memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan menyusul dirimu!
With Love,
Kay
Diambil dari kellyoktavian.tumblr.com
No comments:
Post a Comment