22 January 2013

Delapan yang Berdendang


Selamat malam menjelang pagi. Wah, sepertinya sudah lama ya aku tidak mengirimkan surat balik untukmu. Apa kabar? Semoga kamu baik-baik saja.

Saat ini aku sedang duduk sambil berjalan. Mungkin kamu bingung maksudnya, sebenarnya sih aku duduk dalam bis dari Semarang ke Depok. Asyik, deh. Soalnya ini kali pertama aku pergi jauh sendirian dengan kendaraan umum dan mengurus perjalanannya juga sendiri. (Jangan hitung travel, ya)

Oh, ya. Kamu tahu tidak? Ada program 30 Hari Menulis Surat Cinta. Jadi, selama 30 Hari itu kita menulis surat-surat cinta. Hari ini yang ke delapan, angka favoritku.

Selama di perjalanan yang sudah memakan waktu delapan jam (Ha! Pas sekali ya), beberapa kali aku memikirkan tentang angka delapan;

1. Seperti delapan, akan ada saat sulit mencekik dalam kehidupan.

2. Tuhan menciptakan angka delapan mungkin sambil berdendang.

3. Kenapa? Karena angka delapan seperti sedang berdisko di tempat benderang.

4. Aku suka delapan. Ialah angka yang jika kamu mengurangi 1 suku kata depan dalam pelafalannya, orang akan mengerti. Lapan, lapan, lapan. (Memangnya, siapa yang mengerti ketika aku bilang tu untuk satu, a untuk dua?)

5. Delapan, mirip seperti angka tujuh terbalik dalam aksara arab.

6. Sedangkan tujuh mirip dengan hurup v. Dan v itu untuk perempuan. Mungkin delapan angka ganteng, kayak aku. Hehe.

7. Kamu tahu? Seperti bentuknya yang setelah himpitan naik lagi ke atas, delapan sebenarnya mengajarkan untuk bangkit kembali setelah situasi tersulit.

8. Delapan, kata orang cina, angka hoki. Tapi aku tidak percaya. Hihi.

Sudah dulu ya, lain kali akan kukirimkan surat lagi.

Dadah! :D


Oleh: @ydkzk
Diambil dari ydkzk.wordpress.com

No comments:

Post a Comment