Odong-odong
Kepada tuan stevano.
Maafkan aku jika aku
belum bisa memberikan sajak indah seperti yang kamu beri padaku….
Sore ini aku agak
tersentuh oleh satu sosok yang aku temui di jalan menuju rumahku… Lalu kepalaku terpikir oleh sosoknya…. Aku
harap kamu mau sejenak duduk dan mendengar ceritaku…..
========================================================
Bersama iringan musik
aku bekerja…
Musik yang sempat cetar
di-jamannya dan di kalangannya….
Bukan musik-musik beraroma
cinta; musik yang belum pantas didendangkan oleh bocah-bocah yang belum perjaka
dan belia….
Abang odong-odong…
begitulah mereka
memanggilku….
Ada sebuah harapan yang
hadir setiap ada bocah kecil yang berlari menjangkauku..
harapan bagi mereka, dan
juga diriku…
Lalu kuputar lagu-lagu
koleksiku…
Dan akupun menjalankan
mesin odong-odongku.
Satu-satu…aku sayang ibu… dua dua… juga sayang
ayah… tiga tiga sayang adik kakak…satu dua tigaa… sayang semuanya….
Lagu demi lagu berputar…
Bocah demi bocah berganti…
Mulai lagu kanak-kanak
pop 90an… sampai lagu daerah…
tenang saja…. stok
laguku masih banyak…
masih cukup memberi
kebahagiaan bagi kalian, bocah-bocah generasi penerus bangsa…
Sampai akhirnya senja
pun tiba…
Nafas yang sangat
panjang kuhela…. Kusudahi kelelahan hari
ini… aku bahagia…
Aku bahagia bukan saja
karena rupiah yang kuterima.. aku sadar ini tak seberapa…
Aku bahagia melihat
bocah-bocah ini diwarnai oleh tawa dan canda..
Mereka masih terlalu
muda untuk mengetahui kejamnya dunia…
Hmmmm…… Senja mulai
berlalu… saatnya bergegas dan bersiap menyapa kebahagiaanku… kustarter
odong-odongku…. kutancap gas menuju tempat kediamanku….
===================================================================
Ini cerita soreku,
stevano…. mana ceritamu…..
= Anjani =
Oleh: @cusmak untuk
@winewiin
Diambil dari: http://theanjani.tumblr.com/
---
Kepada,
Ratu Anjani.
Sepertinya kemarin kamu
senang sekali yah. Odong-odong pasti cukup membuat kamu sibuk seharian. Suatu
hari nanti, kita harus naik odong-odong bersama. Tapi kamu yang harus pura-pura
jadi Abang Odong-odongnya.. hehe..
Kemarin aku menulis
sepenggal puisi untuk kamu, aku berharap kamu menyukainya.
Ini hari minggu,
tepatnya sore hari.
Mataharipun hampir
bersembunyi.
Aku sedang membaca,
membaca apa saja.
Apa saja yang dapat aku
pahami aksaranya.
Akupun mendengar,
mendengarkan musik.
Musik yang lantunannya
sedikit klasik.
Ini hidupku, hidupku
sendiri.
Luka hati pun hampir
tersembunyi.
Aku sendiri karena
mereka sedang disibukan oleh banjir,
Banjir yang tak kunjung
reda.
Air matapun mengalir,
Jakarta, Venice of Java.
Jakarta, 21 Januari 2013
Raja StevanoVIP
Surat balasan dari
@winewiin untuk @cusmak
Diambil dari:
http://stevanovip.tumblr.com/
No comments:
Post a Comment