Untuk kamu mahluk aneh dari Pluto.
Suratmu telah kubaca sedari tadi pagi. Maaf lama ku balas. Otakku terlalu kacau kala itu, tidak marah kan?
Aku cuma mau bilang terimakasih sama kamu, karena kamu telah rela meluangkan waktumu yang sedikit itu hanya demi menulis sepucuk surat untukku. Jujur, aku sampai detik ini bingung harus menulis apa di surat balasanku ini. Aku tidak begitu pintar menyusun kata-kata dan merangkainya hingga menjadi sebuah kalimat yang puitis. Aku terlalu kaku. Jadi, sebelumnya aku minta maaf jika surat ini isinya tidak sepuitis surat yang kamu tulis untukku.
Terimakasih juga kamu ternyata masih mengingat senyumku seperti apa. Karena jujur saja, aku hanya tersenyum saat mata kamera menangkapku saja, selebihnya bibirku ini susah sekali untuk tersenyum. Bukan berarti aku jutek lho, aku hanya merasa malas saja. Di duniaku tak ada hal yang luar biasa untukku senyumi. Kehidupanku monoton, biasa saja. Mungkin beda dengan duniamu, seperti yang ku lihat nampaknya begitu banyak warna disana.
Ah, kamu membayangkan kita saling bertatapan di bangku kereta ya, aku masih mengingatnya kok. Saat pertama kali kita saling mengenal, bertukar kata tentang kereta, bercakap tidak jelas seperti sedang bermain drama puitis, sungguh sangat aneh jika ku ingat kembali. Tapi aku suka.
Oia, maaf jika di awal surat aku menyebutmu dengan sebutan “mahluk aneh dari Pluto”. Aku juga tidak tahu kenapa, kata-kata itu muncul begitu saja di benakku. Habisnya, kamu memang aneh sih. Kadang-kadang kamu seperti begitu antusias saat membalas pesan singkatku, tapi terkadang juga kamu seperti orang yang bosan berbicara denganku. Aneh kan? Iya kamu aneh, hehehe.
Hey mahluk aneh,
Aku sebenarnya tidak suka saat kamu bilang suaraku “serak basah”. Aku benci kata-kata itu dari dulu. Entah kenapa, pokoknya aku membencinya. Jangan bilang seperti itu lagi ya. Sedang apa sekarang? Aku bingung mau menuliskan apalagi di surat ini. Oia, satu lagi, jangan pernah menjanjikan sesuatu hal padaku. Aku memang orangnya pelupa, tapi tidak semua hal aku bisa lupa begitu saja. Janji seseorang misalnya, aku tanpa sengaja entah bagaimana caranya, setiap janji yang di keluarkan seseorang padaku pasti akan teringat terus-menerus. Dari janji yang kecil, sampai janji yang terlalu besar aku bisa mengingatnya dengan jelas. Jadi, jangan berjanji apapun padaku ya. Takutnya aku menaruh harap pada janjimu, tapi tidak bisa terpenuhi. Itu akan menyakitkan nantinya.
Hey mahluk aneh, nampaknya aku mulai kehabisan kata-kata. Aku sudahi saja ya.
Aku senang bisa mengenalmu, bisa berbicara tentang apa saja, meskipun tidak jelas tapi aku menikmati setiap kata yang mengalir begitu saja. Yasudah, terimakasih telah membaca suratku, jika sempat, balaslah suratku segera. Bye!
Dariku untuk kawan baruku.
Ditulis oleh : @ekapusp untuk @deus_amoris
Diambil dari http://justrendezvous.wordpress.com
No comments:
Post a Comment