25 January 2013

Berteman Masa Lalu

Di ruangan gelap itu, sekilas aku melihat airmatanya mengalir. Deras. Sampai-sampai bantalnya menjadi basah. Dadanya sesak, meredam isak tangisnya. Melihatnya seperti itu, entah kenapa membuat hatiku pilu. Tapi nggak juga menahanku untuk tertawa. Andai dia tau apa yang menanti didepannya. Ah, kalau bukan karena kamu, aku pasti sudah memberitahunya.

Saat ku tanya, kau bilang, "Airmata itulah caranya menghapuskan sedih. Mungkin dimatamu dia keliatan konyol. Tapi itu wajar kali. Kita memang perlu jatuh dulu sebelum bisa jalan dengan bener, sebelum bisa lari. Ntar sekalipun kita udah jago, kita juga masih bisa jatuh. Ya tapi nggak sesering waktu belajar."

Mendengarmu bicara seperti itu, aku cuma bisa diem. Membuatku semakin senang berada disampingmu. Dari kamu, aku belajar melihat segala hal dari sisi positifnya, belajar memahami dan menikmati hidup.
Kamu juga yang mengingatkan aku kalau hidup itu nggak cuma tentang bahagia. Sedih dan gagal itu juga merupakan bagian dari hidup. Katamu, kalau aku bisa melewati dua hal itu, aku akan menjadi lebih kuat. Kadang terlintas rasa sesal melihat luka yang menggores wajahmu. Rasa ingin mengulang waktu dan menghapusnya. Tapi saat ku bilang begitu, kau malah tersinggung. Kau bilang, "Apa salahnya seperti ini? Luka-luka ini saksi atas cobaan yang Tuhan beri untukku. Aku takut dibilang nggak bersyukur."

Disaat aku sendiri, kau selalu ada untuk menemaniku. Aku benar-benar bersyukur memilikimu. Kau yang membentukku hingga seperti sekarang ini. Membentukku menjadi lebih tegar dan bijak. Karena itu melalui surat ini, aku ingin mengatakan, sekalipun aku ingin, aku nggak pernah dan nggak akan mungkin bisa meninggalkanmu. Karena kamu adalah bagian dari hidupku.

Terimakasih untuk semuanya ya. Sampai bertemu lagi dalam kesepianku, masa lalu.

p.s.  gadis itu? ah itu aku beberapa waktu yang lalu



Oleh @nrsfrn
Diambil dari http://ilrow.blogspot.com/2013/01/berteman-masa-lalu.html

No comments:

Post a Comment