25 January 2013

Kepada Surga


Dear Surga.

Bagaimana keadaan di sana? Aku harap baik-baik saja. Ada seorang laki-laki yang tinggal di sana, laki-lakiku. Aku tahu pasti, dia tinggal di sana, karena semasa hidupnya, ia menciptakan banyak sekali surga untukku.

Dia lelaki tua, berumur tujuh puluh dua saat dia berjalan ke sana. Rautnya sabar dan bersahaja. Penuh dengan kharisma dan wibawa.Saat pergi, dia mungkin dalam derita, tapi tak apa, ada kami yang mengelilinginya. Dia bahagia sepertinya.

Apakah ada bidadari untuknya? Apa ia cukup betah di sana? Bisakah kau katakan, bahwa anak perempuannya menanyakannya? Ingin bertemu dalam mimpi, dan ingin bicara? Semasa hidupnya, kami tak banyak bicara, tapi aku tahu ada banyak cinta.

Aku ingat kencan terakhir dengannya. Aku juga ingat senyumnya. Aku juga ingat rasa kopi buatannya. Tak pernah ada yang seenak itu, selalu manis, selalu habis sebelum dingin. Dia selalu hanya bisa minum seperempat gelas, karena kami menghabiskannya. Ia hanya bilang “kok udah abis lagi? Dasar tuyul!” Lalu ia membuat kopi lagi, dan kami habiskan lagi.

Surga, berapa harga yang harus aku bayar padamu, agar membuatnya tetap senang di sana? Aku tak punya banyak harta, bisakah aku tukar dengan jiwa atau senggama?


Oleh @ulansabit
diambil dari http://punyaulan.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment