01 February 2013

Memori 4 Juni 2012


Dear Paddy,

Tanggal 4 Juni 2012. Kamu tentu masih ingat tanggal itu, kan? Tepatnya hari Senin. Hari saat pertama kali aku sengaja menemuimu di Jakarta setelah susah payah untuk mendapatkan izin dari atasanku. Semua kulakukan demi kamu, sebab aku telah berjanji untuk menjemputmu sesegera mungkin. Dan, kamu tahu aku takkan pernah mengingkari janji atas keinginan kuatku untuk memilikimu. Kamu yang kukenal dari dunia maya, ingin kujadikan nyata dalam pelukanku. Perasaan cinta memang tidak bisa dibohongi.

Dear Paddy,

Kamu tahu berapa jarak Lombok – Jakarta? Tidak tahu? Sama. Kalaupun tahu, aku juga tidak akan mungkin mengukurnya. Bagiku cinta tidak dihitung oleh jarak. Aku tak peduli dengan jarak saat cinta menguasai dan mengalahkan segalanya. Setidaknya itu menurutku. Sebab sejauh apa pun jarak, bagiku cinta itu tentang komitmen untuk menjaga rasa dalam satu kata setia. Terbukti akhirnya dengan kesabaran dan perjuangan tiada henti, aku bisa memilikimu seutuhnya.

Dear Paddy,

Awalnya memilikimu hanyalah sebatas mimpi. Untuk ukuran orang seperti aku, memilikimu hampir mustahil. Banyak kendala yang harus kuhadapi. Beruntung waktu itu banyak teman-teman yang mendukung keputusanku untuk bisa memilikimu. Itu sangat berharga bagiku. Meskipun, jabatan membuatku banyak orang mencibir karena memilihmu. Tetapi, aku tidak terpengaruh sebab aku punya alasan bahwa memilikimu adalah sebuah kebenaran dan bukan sekadar pembenaran.

Dear Paddy,

Saat ini aku telah bisa memilikimu seutuhnya. Ada tetes-tetes harap dalam dada. Menunggumu bisa membuatku benar-benar lebih bahagia. Setidaknya dengan begitu aku tidak akan merasa sia-sia memilihmu untuk menemani hari-hariku. Saat aku selesai menulis surat ini mungkin kamu sedang tertidur pulas setelah semalaman membuatku puas.

Dear Paddy,

Dalam dada juga ada gerimis asa. Semoga kamu selalu mengingat memori 4 Juni 2012 sebagai momentum awal kebersamaan kita, sehingga kita bisa saling menghargai dan tetap berdiri pada posisi masing-masing. Aku mencintaimu dengan merawatmu, kamu mencintaiku dengan mencoba bersahabat dengan sinyal jelek di wilayahku.

Dear Paddy,

Aku selalu mencintaimu, meskipun banyak orang mencelamu sebagai “talenan”. Aku tak peduli sebab aku mendapatkanmu dengan jerih payahku. Untuk itu, aku akan selalu dan tetap mencintaimu, iPad3 -ku.

Dariku yang suka menyentuhmu dengan lembut,

@momo_DM



Oleh : @momo_DM
Diambil dari http://bianglalakata.wordpress.com/2013/01/31/30harimenulissuratcinta-18-memori-4-juni-2012/

No comments:

Post a Comment