01 February 2013

Retoris


"Masih menunggu?"
"Menurutmu?"
"Hei, aku bertanya bukan untuk ditanya balik. Pertanyaan itu butuh jawaban."
"Buat apa kau bertanya jika kau sendiri sudah jelas-jelas mengetahui jawabannya?"
"Iya iya, terserah kamu. Kenapa masih mau menunggu? Masih berharap?"
"Yah, hanya itu yang bisa aku lakukan. Apa tidak boleh?"
"Tidak. Tidak ada yang melarangmu. Tapi mau sampai kapan diam dan menunggu? Sedangkan yang ditunggu tidak pernah tahu dan merasa?"
"Aku tidak diam! Aku sudah berusaha. Aku sudah melakukan apa yang aku mampu."
"Bila sudah seperti itu sebaiknya kau tinggalkan dia. Kau tahu? Hatimu itu ibarat sebuah papan puzzle, yang kepingannya masih berpencar dan belum tersusun sempurna, mungkin dia bukan kepingan puzzle yang pas untukmu. Bagaimanapun kau memaksanya, kepingan itu tidak akan pernah pas."



Percakapan singkat yang sempat hadir di pikiranku saat menunggu surat balasan darimu.
Yang mungkin kau tak akan pernah tahu.



Oleh @nadhiayoe
Diambil dari http://ceritadikalahujan.blogspot.com/2013/01/retoris.html

No comments:

Post a Comment