Say Yes
Dear Mia,
Hari ke tiga puluh bulan
pertama.
Harapan tidak akan
datang menghampir, kita sendirilah yang membuat harapan menghampiri kita.
Tidak ada yang tahu masa
depan akan menjadi seperti apa, sama halnya aku tidak tahu bagaimana
meyakinkanmu tentang masa depanmu sendiri jika bersamaku. Tapi yang jelas, aku
ingin menulis halaman berikutnya di bukuku dengan nama kita.
Delapan tahun aku
menunggu untuk mengatakan apa yang seharusnya sudah aku katakana delapan tahun
yang lalu. Apakah delapan tahun cukup bagimu untuk meyakinkan seberapa besar
aku ingin menuliskan namamu di bukuku?
Mengatakan “ya” tidaklah
sesulit itu, mengetahui hal yang akan terjadi setelah mengatakan “ya” baru
sesulit itu. Namun, terkadang kita harus mengatakan sesuatu jika kita
menginginkan sesuatu.
Aku juga akan menanyakan
sesuatu karena aku ingin tahu jawabannya. Aku pun sudah siap untuk menerima
kemungkinan jawaban yang tidak seperti aku harapkan. Bagiku, tidak ada jawaban
yang salah, yang ada hanyalah ekspektasi kita yang salah.
Jadi apa jawabanmu?
Love,
.E.
Oleh: @evanjanuli untuk
@myaharyono
Diambil dari: http://evanjanuli.tumblr.com/
---
Too Good To Be True
Dear E,
Tak ada yang lebih
membahagiakan ketika bertahun-tahun mati rasa, lalu seorang datang mencoba
menghidupkannya lagi.
Untuk itu, aku berterima
kasih padamu. Bukan atas cinta yang kamu tawarkan. Tapi senyum yang tersungging
di bibirku saat membaca setiap suratmu.
Aku tak ingin
menyakitimu dengan mencoba memaksakan hatiku. Memberikan harapan yang semu
kepada orang yang tulus padaku, akan membuatku dihantui rasa bersalah seumur
hidupku.
Aku butuh waktu dan
jarak untuk menyadari arti hadirmu di hidupku, E. Because you’re just too good
to be true.
Kamu tak keberatan kan?
Mia.
Surat balasan dari
@myaharyono untuk @evanjanuli
Diambil dari:
http://mimidanpipi.tumblr.com/
No comments:
Post a Comment