01 February 2013

Hai, My Arabian Girls

Untuk, Sahabat ku, yang risau hatinya.

Hai, Fan. Ini surat pertama ku yang Aku buat untuk mu di social media. Mungkin kalau di dunia nyata, Aku tak perlu membuatnya. Cukup bertemu lalu kita bisa sepuas hati hingga lupa waktu untuk bercerita dan bercanda gurau. Bagaimana kabar mu? Oh, Aku baru saja mulai basa-basi. Bagaimana otak dan juga hatimu? Masih berkelahi dengan masa-masa indah yang kemarin dengan lelaki yang tak mampu buat mu benar-benar bahagia? Atau masih juga kamu bingung untuk bagaimana caranya melawan segala risau yang ada di hati, sehingga kamu tidak tahu cara melawan nya? Kelemahan mu kau ceritakan kemarin, kamu menangis dan tidak tahu harus bagaimana.

Fan, cukup lah kamu terpuruk dengan hari-hari mu yang dari kemarin sudah terbuang banyak. Apalagi menutupinya dengan kesenangan yang terbilang munafik. Cukup pula setiap menit yang tersedia atau setiap waktu yang ada kau gunakan untuk memikirkan hal-hal yang tak perlu dan tidak sepantasnya lagi kau pakai untuk memikirkan lelaki yang sangat pintar menyakiti hati sahabatku ini.

Dia, lelaki yang sudah berani-berani nya mencintai mu untuk sekian waktu, dan mengakui mencintai keluargamu, terutama Ibumu, tak berbanding tulus dengan dia benar-benar mencintai mu. Lelaki itu mencintai keluargamu dan kamu, tapi bisa-bisanya ketulusan hati di bohongi di sertai khianat di belakang mu, itu pula kamu harus mengetahuinya sekarang. Bagaimana perasaan mu? Cukup terkejut?

 

Fan, Aku ini mengenalmu sudah sekitar 4tahun dan aku tahu betul kau bukan tipikal wanita yang begitu pantas untuk disakiti sebegini rasanya. Bagaimana rasanya dibohongi serta di khianati dengan, ya, sebut saja dia lelaki yang berani menginjak tulusmu dengan kebusukan. Sakit bukan? Kali ini kau benar-benar merasakan yang namanya di buai dengan manis. Kamu mencintainya dengan keyakinan hanya dia 1. Tapi tidak dengan dia yang menyertakan beberapa wanita di sampingnya, termasuk kamu. Kamu mencintainya tulus, tapi tidak dengan dia yang pecundang yang setelah terbongkar segala busuknya dia hanya bisa menjawab “Gue gatau, Fan knp bisa begini. Gue sayang Elo”. Ya, dia benar-benar tidak begitu tahu mencintaimu yang sesungguhnya apa dan mempertahankan 1 wanita di sisinya. Dan dia tidak benar-benar jelas tidak tahu sayang yang tulus untuk mu itu seperi apa. Sangat semu. Pahit ya?

Fan, seharusnya dia tak perlu menyakitimu sejauh ini.Dia tidak menghargai mu. Apalagi dia lebih muda. Untuk menghargai perasaan tulusmu saja dia masih ingkar serta beri mu terpuruk. Lebih baik, lelaki itu belajar menghargai Ibunya saja dulu. Jika sudah mampu betul, barulah dia mencintai wanita pilihan nya.

Jangan bersedih lagi Fan. Dia tidaklah baik. Seorang lelaki sejati tak pernah bermain dengan perasaan wanita. Dia belum faham menghargai perasaan orang lain yg special di matanya. Dia belum faham dengan caranya membahagiakan seseorang. Berhenti menangis! Dan keluar dari zona terpuruk mu! Tidak sulit kok. Kecuali kau betah di zona riuh dengan sendu serta hangatnya pengkhianatan.

Ingat berhenti menangis dan belajarlah dari masalah ini! Aku tahu kau tak secengeng ini.
 

Untuk Fani Atamimi, perempuan arab yang aku panggil sahabat yang sedang lemah hatinya. Jum’at pertama di bulan februari 2013 besok kita akan bersua.

-Tiwi (Sahabatmu yang paling galak yang selalu setia menjadi tempat singgah mu untuk bercerita) 


oleh @tiwi__ untuk @faniatamimiii
diambil dari http://hellofiercegirl.tumblr.com

No comments:

Post a Comment