01 February 2013

Pemain Korek Api

Akhir Januari....

Jadi? Bagaimana? Diakah sekarang tambatan hati? Sudah berapa hati yang merasa perih? Masih suka kah bermain dengan api untuk membakar hati? Ya, kamu. Satu-satunya lelaki yang aku tau senang sekali bermain korek api. Aku tak mengerti akan hobi mu yang tak bernaluri, menyalakan api disetiap hati. Awalnya memang hangat, lalu kau biarkan api nya membesar hingga terbakar. Luka yang kau cipta dari akhir setiap permainan korek api mu.

Kali ini siapa lagi korbannya? Perempuan yang memuja senja dengan kata-katanya? Atau perempuan yang taklukan pelangi dengan senyumannya? Atau perempuan yang setia selalu menanti hujan? Ha? Beritau aku perempuan mana lagi yang akan kau beri luka! Tak bisa kah kau berubah? Untuk tak lagi bermain korek api? Kau tau? Luka yang kau buat tak serta merta bisa segera mereka sembuhkan.

Karena mu, perempuan itu saat ini menghina senja,
Karena mu, perempuan itu tak lagi mempunyai senyum bak pelangi, kini senyumnya tak berawarna hanya sekedar hitam berseling putih.
Dan karena mu, perempuan itu sudah tak setia menanti hujan, dia bahkan benci tiap kali hujan turun, karena hujan tak bisa lagi menyembunyikan tangisnya. Air matanya jatuh lebih deras bila dibandingkan hujan yang turun dari langit.

Mereka kini bahkan membeci semesta. Mereka geram akan semesta yang dengan seenaknya merubah keputusannya. Awalnya mereka dipersatukan dengan mu, tapi dengan tanpa ada rundingan mereka dipisahkan darimu begitu saja. Aku sudah berulangkali jelaskan kepada mereka, bahwa bukan semesta yang bersalah. Tapi kau! Lelaki yang tanpa jera sering membuat luka tanpa lelah.

Tak punyakah kau sedikit belas kasih?
Membisikan satu kata agar mereka tak lagi meras perih

Tak bisakah kau tak segera pergi?
Membisikan kata agar mereka tetap menanti

Tak bisakah kau memberi mereka satu kata?
Agar mereka percaya bahwa kau akan kembali pada waktunya

Mereka itu adalah aku. Perempuan yang kerap dilanda cemburu.
Kau pergi diantar senja, aku menanti karena ku cinta.
Surat cinta ini pertanda,
di mana pun ragamu berada
namamu menggantung didalam doa

Oleh @arahoy
Sumber: http://rarasrachmalinda-arahoy.blogspot.com

No comments:

Post a Comment