Untukmu,
Telah tuntas setengah surat-suratku dalam sebulan ini namun tidak pernah tentangmu terlintas. Aku lupa untuk menujukan surat ini padamu padahal tentu kamu adalah maha penting untukku. Kamu yang selalu ada saat-saat titik terendah dan selalu kulupakan saat titik tertinggi. Aku memang pandir dalam menilai siapa yang lebih ikhlas dan tulus menemaniku sepanjang waktu.
Aku sering sekali menyakitimu, menghabiskan kata-kata kasar kepadamu, mencaci dalam setiap keadaan yang tak mampu ku hadapi. Padahal tentu saja, kamu adalah yang paling terluka saat ku sedih. Lagi-lagi itu kesalahanku yang tak pernah peka akan situasi.
Ada begitu banyak yang harus aku ucapkan namun mengkristal jadi dua kata; terima kasih. Aku bersyukur telah mengenalmu, walau mungkin sepanjang usia akan kuhabiskan untuk selalu mengenalmu. Aku bersyukur dapat mencintaimu, karena aku terlalu sering mencintai orang lain hingga aku lupa mencintaimu. Diriku sendiri. Sahabat yang pasti tidak pernah pergi dan paling mengerti. Terima kasih, sahabat.
“karena tak ada yang paling mengenalmu selain dia yang kau simpan dalam hati; suara hatimu”
dariku, untuk kita.
oleh @sedimensenja
diambil dari http://sedimensenja.wordpress.com
No comments:
Post a Comment