Getar Gemetar
Nona Meta,
Terima kasih telah
membalas surat saya.
Anda tahu gemetar yang
saya sedang rasakan ketika menulis surat ini? Tidak, tidak sekuat gempa bumi.
Namun cukup mengganggu tulisan saya ini, mohon jangan tertawakan kemiringan
setiap kalimat yang saya tuliskan, apalagi jika nona kesulitan mengikuti
kata-katanya.
Ketika tadi Joko datang
kepada saya dengan senyumnya yang aneh itu, saya sangka dia akan menertawakan
saya karena kelancangan saya menulis surat untuk anda. Nyatanya dia menyerahkan
balasan dari anda. Saya sempat curiga dia berbohong dan menulis sendiri untuk
saya, hingga saya membuka dan menemukan tulisan yang rapi nan indah di sana.
(Tulisan Joko itu cakar dinosaurus, nona. Pastilah nona pernah melihatnya).
Tapi toh dia terbahak-bahak juga melihat saya senyum-senyum sendiri, ketika
membaca surat anda.
Mengenai nama saya, saya
tidak yakin bisa bercerita banyak. Nama ini diberikan oleh kakek saya, nona.
Bukan kakek kandung, beliau adalah orang yang menemukan saya di depan pintu
rumahnya dan merawat saya hingga usia sepuluh, lalu ganti saya rawat selama
lima tahun. Beliau adalah penggemar berat cerita Mahabharata. Nona benar, nama
saya diambil dari cerita itu, dan beliau memberi nama Shakuntala karena
persamaan nasib yang saya alami dengan tokoh Shakuntala, yang ditinggalkan oleh
ibunya di hutan. Dan Agni yang artinya Api, adalah karena tanda lahir di pundak
saya yang serupa api.
Jadi anda sering
menertawakan nama anda karena salah cetak? Tunggu dulu, nona. Bicara tragis,
apakah diberikan nama seorang perempuan karena sempat dikira perempuan cukup
menyaingi ketragisan sejarah nama anda? Entah mengapa beliau tidak hendak
mengubahnya, dan entah mengapa saya nyaman sekali dengan nama ini, meski sering
diejek teman sepermainan.
Nona Meta,
Nama anda sungguh bagus,
rima yang terbangun disana membuat saya merasa seperti membaca sebuah sajak
pendek. Saya suka mengucapkannya berkali-kali, meski hingga kini lidah saya
suka terpleset bila mengucapnya cepat. Ah, hal-hal yang cepat selalu beresiko,
seperti kesimpulan yang saya ambil kemarin ketika melihat anda sendiri di
taman. Saya pikir anda memang sendiri, namun ternyata menunggu seseorang.
Semoga ia yang ditunggu menyadari siapa yang dia buat menunggu.
Maafkan kelancangan saya
lagi. Senang mendapati surat saya berbalas, apalagi dari orang yang saya kagumi
seperti anda. Selamat malam, Nona Meta. Semoga segala hal yang baik
mengelilingi anda.
Salam,
Shakuntala Agni
Oleh: @commaditya untuk
@JiaEffendie
Diambil dari:
http://commaditya.tumblr.com/
---
Berlebihan
Halo Agni,
Saya tidak menyangka
surat balasan Anda datang begitu cepat. Jika begini terus, lama-lama saya tidak
dapat melewatkan sehari pun tanpa membaca surat Anda. Apakah Anda tahu bahwa Anda
begitu senang melebih-lebihkan? Anda terlalu berlebihan memuji saya.
Seharusnya saya
mendiamkan saja surat Anda dan tidak membalasnya sama sekali. Tetapi entah
kenapa, membaca surat Anda selalu menerbitkan senyum. Bagaimana Anda gemetar
ketika menulis surat balasan, misalnya. Saya tahu Anda bohong karena tulisan
Anda cukup rapi untuk seseorang yang jarinya dilanda gempa bumi. Tetapi
bukannya marah, saya malah tersenyum. Tertawa malah.
Anda juga pencerita yang
baik. Dalam satu surat yang sama, Anda bisa membuat saya tertawa lalu disengat
sedih sekaligus. Membaca sekilas riwayat hidup Anda, rasanya saya malu sendiri
menjadi orang yang begitu pahit padahal dibesarkan di keluarga yang
berkecukupan bahkan cenderung lebih. Terima kasih, karena telah mengingatkan
saya.
Agni,
Kemarin ketika toko saya
sedang sepi, saya menyelinap keluar dan meminta orang lain untuk menjaganya.
Saya pergi ke taman. Sungguh mati saya penasaran, saya ingin tahu seperti apa
sosok Shakuntala Agni itu. Saya mengamati setiap musisi yang memetik gitarnya
atau meniup harmonikanya di taman, tetapi saya tidak menemukan petunjuk apa
pun. Bukankah agak curang jika Anda tahu siapa saya, bahkan mengaku
terang-terangan memperhatikan saya membaca buku di taman hingga Anda tidak
konsentrasi menyanyi, tetapi saya tidak diberikan pengetahuan yang sama.
Sekali-kali, silakan
menyanyi di depan pintu toko saya. Barangkali, ada sepotong kue hangat untuk
Anda.
Salam,
Meta
Surat balasan dari
@JiaEffendie untuk @commaditya
Diambil dari:
http://metanikalanta.tumblr.com/
No comments:
Post a Comment