18 January 2013

Surat Cinta Untuk Bunda


Bundaku tersayang,

            Saat ku menulis surat ini, yakinlah bahwa aku sedang dilanda kerinduan yang teramat besar akan sosokmu yang begitu kucintai. Sudah hampir tiga bulan raga ini tak berjumpa denganmu,bunda. Tiga bulan pula kedua mata ini tak menatap senyummu yang begitu khas dan selalu kunantikan. Begitu besar kerinduan yang kini kurasakan akan hadirmu yang senantiasa menemaniku dulu. Seakan ada begitu banyak lahar panas yang begitu membuncah di dalam dada dan siap meletus kapan saja. Ingin rasanya ku keluarkan semua rasa rindu yang memenuhi rongga dada ini. Tapi bagaimana caranya mengingat jarak yang terbentang di antara kita sedemikian jauhnya?Kita memang sudah tak bisa seperti dulu, bunda. Sudah empat tahun terakhir ini pola hubungan diantara kita menjadi sedikit terganggu. Keputusanku empat tahun silam untuk melanjutkan kuliah di kota sebrang agaknya membuat ritme interaksi diantara kita berdua sedikit terganggu. Tak ada canda tawa tatkala kita sedang menonton acara tv kesayangan. Tak ada tangan yang kukecup saat ku hendak beranjak meninggalkan rumah. Tak ada belaian lembutmu yang merawatku saat ku terbaring lemah. Dan tahukah bunda? Aku begitu merindukan momen-momen kebersamaan kita. Aku merindukan saat-saat terciptanya kedekatan diantara kita berdua yang berjalan begitu alami, tanpa sengaja.

            Aku memang tidak begitu dekat denganmu, bunda. Dan kau pun tahu akan hal itu. Tapi itu bukan berarti aku tidak menyayangimu. Karena jauh di lubuk hatiku, aku pun begitu menyangimu. Sama seperti kau menyangiku. Sungguh! Tak secuil pun tersimpan kebohongan dalam diriku akan rasa cintaku pada sosokmu, bunda. Aku hanya malu untuk bersikap manja dan bertingkah layaknya anak kecil bila berada di dekatmu. Caramu membesarkan dan mendidikku begitu sukses membuatku menjadi pribadi yang cukup mandiri. Sehingga aku menjadi malu tatkala ingin bermanja-manja denganmu, bunda. Namun, aku pun sebenarnya ingin mengulang saat-saat dimana aku dimanja olehmu seperti yang biasa kudapatkan saat aku masih kecil.

            Melalui surat ini, ijinkan aku untuk mengungkapkan rasa cintaku padamu. Aku mencintaimu melebihi apapun di dunia ini. Kau seorang pahlawan, bagiku. Begitu banyak peluh yang kau keluarkan sedari dulu hingga saat ini demi memuaskan diriku yang haus akan ilmu pengetahuan. Begitu banyak pengorbanan yang kau lakukan untuk membuatku merasakan kebahagiaan layaknya anak-anak lain. Begitu banyak doa yang kau panjatkan untukku agar aku merasakan kemudahan dalam menjalani hidup . Tak pernah ada sedikitpun rasa menyesal terpancar dari wajahmu yang lelah. Tak pernah sedikitpun ada rasa pamrih terlontar dari mulutmu yang penuh harap.

            Melalui surat ini pula, aku akan mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk sosokmu yang menawan. Terima kasih,bunda. Untuk semua cinta yang telah kau berikan padaku sedari dulu hingga saat ini. Terima kasih untuk semua pengorbanan tulus yang kau persembahkan untukku. Terima kasih untuk semua doa yang tak pernah putus kau panjatkan untuk anakmu ini. Terima kasih untuk seluruh waktu yang telah kita habiskan bersama baik dalam suka maupun duka. Terima kasih untuk semua didikan dan karakter yang kau tanamkan sehingga diriku menjadi seperti saat ini.  

            Sekarang, di kota ini, aku berjanji pada diriku sendiri. Akan ku buat dirimu bangga akan keberhasilan yang aku raih. Akan kubawa gelar terbaik yang bisa aku dapatkan disini saat ku pulang nanti. Akan kubayar semua utang-utang pertemuan kita selama empat tahun ini dengan canda tawa dan pelukan penuh kebahagiaan di hari kelulusanku nanti.

Aku sayang padamu, bunda.

Anakmu yang begitu mencintaimu,

-Afny Hanindya-

Oleh @kakaa_ami
Diambil dari http://bisikkanbintang.tumblr.com

No comments:

Post a Comment