18 January 2013

Majikanku, Pacarku

Kata orang..

Jangan mencintai majikan sendiri, nanti tercipta skandal.

Ah, sudah setahun lebih aku mencintai majikanku. Dia juga cinta aku. Kami saling cinta. Skandal apa? Bagian yang paling kusukai dari saling mencinta dengan majikanku adalah, tiap malam saat rumah sudah sepi, aku selalu menunggu dengan harap-harap cemas suara langkah kakinya yang mendekati kamarku. Ketika langkahnya sudah terdengar, dia akan membuka pintu kamarku sepelan mungkin dan mengajakku tidur di kamarnya. Semalaman akan kuhabiskan di atas ranjangnya. Sampai saat subuh tiba, diam-diam majikanku membuka pintu kamarnya agar aku bisa menyelinap keluar dan kembali ke kamarku sendiri. Aku suka keadaan seperti ini. Memangnya kenapa?

Kata orang..

Majikan hanya bisa memperalat dan mengambil enaknya saja.

Ah, kalau mau dibilang enak, tentu saja aku yang merasa enak. Siapa yang tidak? Tiap hari aku dilimpahi materi dari majikanku. Setiap kali majikanku pulang dari bepergian, aku selalu diberi banyak barang sebagai oleh-oleh. Bahkan saking banyaknya, aku sampai lupa apa saja barang-barang milikku. Kadang kusembunyikan agar tidak dicuri oleh kakakku, kadang kupamerkan untuk menyenangkan hati majikanku. Bukan hanya materi, secara non-materi pun aku mendapat banyak kesenangan dari majikanku. Sentuhan-sentuhan fisik yang kudapatkan setiap harinya sampai membuat mataku terpejam saking nikmatnya. Apalagi yang bisa diminta seorang pria?



Kata orang..

Majikan wanita itu nyinyir dan suka main tangan..

Ah, sekalipun aku kadang kurang ajar, majikanku tidak pernah memarahiku, apalagi main tangan. Kuakui, kadang aku suka menyelinap masuk ke kamar majikanku saat dia sedang pergi, dan karena aku kurang berhati-hati, tak jarang aku menyenggol sesuatu sehingga terguling, jatuh, atau (lebih parah lagi) pecah. Biasanya aku akan menunggu sampai majikanku pulang dan masuk kamarnya, baru aku akan minta maaf secara pribadi. Paling dia hanya akan menggerutu sebentar, setelah itu kembali mengajakku bermain di ranjangnya.



Kata orang..

Majikan itu biasanya menganut paham feodalisme, dia tidak sebanding denganmmu..

Ah, aku selalu dianggap sebagai kesayangannya. Tidak ada jurang pemisah. Tentu saja, tidak semua orang di rumah majikanku seperti itu. Ibunya, misalnya, yang terlalu strict. Bahkan setiap kali majikanku bersentuhan denganku, ia pasti disuruh cuci tangan bersih-bersih, dan tentu saja, ia akan dimarahi karena terlihat sengaja melakukan kontak fisik denganku. Inilah alasan mengapa majikanku memilih untuk menemuiku diam-diam. Saat tidak ada yang melihat, ia tidak peduli akan segala aturan itu dan akan memeluk dan menciumiku. Tidak ada rasa jijik.



Aku tidak peduli apa kata orang! Aku dan majikanku akan selalu seperti ini.



Bagi kalian yang membaca surat ini, tolong sampaikan pada majikanku bahwa aku sayang padanya dalam bahasanya, because I don’t speak her language.

 

IMG-20121208-WA0000 
PS. Ini adalah fotoku bersama majikanku yang selalu menjadi desktop background laptopnya dan wallpaper handphonenya. Aku bahagia diberi sebutan “pacar berkaki empat” nya, yang bisa membuat cemburu pacar berkaki duanya :D 


oleh @sneaking_jeans
diambil dari http://menyingsingfajar.wordpress.com


No comments:

Post a Comment