Ingatkah kamu saat kita bertemu untuk kali pertama? Saat itu aku beranjak remaja, suaraku baru saja pecah, rambut-rambut halus di beberapa bagian tubuh baru saja tumbuh, dan mimpi-mimpiku baru saja berganti jalan cerita. Dalam mimpiku, sosokmu hadir dalam berbagai karakter yang kamu mainkan dengan penjiwaan ala para bintang peraih piala Oscar. Beberapa kali kita beradu peran, walau aku tak pernah tahu bagaimana rupamu.
Ingatkah kamu saat aku sibuk menjalani masa remajaku hingga aku lupa padamu? Aku terlalu menikmati indahnya pergaulan, menekuni hal-hal baru, mengidolakan beberapa pesohor, dan memacu langkah agar tidak ketinggalan zaman. Tak pernah terpikir olehku untuk mendatangimu lagi, namun aku cukup yakin kalau kamu tak akan lari.
Ingatkah kamu saat aku beranjak dewasa dan mulai kehilangan teman? Satu per satu para sahabat melangkah pergi saat jalan menuju hidup baru terbentang di depan mereka, sementara langkahku masih di situ-situ saja. Aku mulai menikmati kesendirianku, namun sesekali masih kuingat keberadaanmu meski aku tidak pernah benar-benar mencari.
Ingatkah kamu saat akhirnya aku mencoba menemuimu? Katanya jodoh tak lari ke mana, tapi kenapa saat aku datang, kamu tidak ada di tempat?
Hai jodoh yang (katanya) tak lari ke mana, kalau kamu memang jodohku, berhentilah berkelana kesana kemari. Kembalilah ke tempat biasa, di sana aku menunggumu. Datanglah agak cepat, nanti aku keburu diambil orang.
16 Januari
― si penanti yang sok sabar
Ditulis oleh @dennyed
Diambil dari http://dennyed.tumblr.com
No comments:
Post a Comment