18 January 2013

Berhentilah Menangis


Hari ini aku bolos melukis langit sore. Bagaimana aku bisa melukis kalau kamu tak bisa menemaniku seperti biasa. Semalam aku melihatmu menangis (lagi), air matamu tumpah hingga membuat jiwa kelaki-lakianku basah. Selalu kamu yang bisa membuatku seperti ini, ikut sedih walau sebenarnya aku sedang bahagia.Ya, bahagia. Pagi tadi aku menerima panggilan kerja, tapi lagi-lagi tangismu  mengacaukan semuanya. Ah, bukan salahmu sebenarnya.

Coba ceritakan pelan-pelan, apa yang membuatmu menangis sedemikian keras hingga membuatku tak tidur semalaman? Aku tak akan mengataimu cengeng, menggangu, atau apalah itu. Coba ceritakan, akan kudengarkan. Apakah orang-orang itu lagi? Orang-orang angkuh yang merasa semua tempat di kota ini berhak mereka perlakukan sesuka hati? Aku benci mereka, tadi pagi aku melihat mereka mondar-mandir kesana-kemari tanpa rasa bersalah, seolah mereka adalah korbanmu, lagi-lagi malah kamu yang disalahkan. Ingin rasanya kutelungkupkan bak sampah di kepala meraka, tapi tak sempat, aku harus bergegas menuju pekerjaan yang memanggilku, menyusuri jalan ibu kota yang dikepung air dari berbagai penjuru.

Jakarta banjir, orang-orang sibuk mengangkuti barang-barangnya, dan kamu terus saja menangis. Kepalaku hampir meledak, aku mohon berhentilah menangis. Aku tak kuasa melihatmu seperti ini terus-terusan, banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan, juga banyak hal yang ingin kulakukan bersama-sama lagi denganmu. Apa perlu aku yang mewakili mereka untuk meminta maaf padamu? Akan kusampaikan pesanmu agar lain kali mereka lebih menjaga hatimu.

Berjanjilah esok kamu akan berhenti menangis, temani aku melukis langit sore seperti biasa, tanpa tangisan, hanya gemericik lembut, tanpa meluap kemana-mana. Kamu adalah aliran anak sungai yang riaknya mengalun merdu. Semoga orang-orang yang sering membuang sampah padamu lekas sadar, bahwa menyakitimu hanya akan menyusahkan diri mereka sendiri.

Untuk banjir Jakarta, semoga lekas surut.




Oleh @nitawanita
Diambil dari http://wanitatakbersayap.wordpress.com/2013/01/17/berhentilah-menangis/

No comments:

Post a Comment