Hai hujan, terima kasih sudah turun ke bumi. Airmu menyejukkan sekali. Dahaga bumiku terobati, kekeringan terampuni. Tumbuhan kembali berseri, hewan lalu bernyanyi. Aku terseringai.
Hai hujan, kenapa kau belum juga berhenti? Bumiku sudah cukup air hari ini. airmu sudah tidak menyejukkan lagi. Bumi sudah kenyang, sudah muntah. Ia mengeluarkan sampah, yang akan menjadi limbah.
Hai hujan, berhentilah! Kau membuat manusia susah. Kau membuat alam gundah. Hewan-hewan resah, dan tanaman musnah.
Hujan, petirmu kejam, anginmu seram. Apa kau sedang marah? Apa karena kami berulah? Siapa yang hendak kau hanyutkan? Siapa yang ingin kau lenyapkan? Apa kau memberi cobaan? Atau ini sekedar peringatan?
Hai hujan, kurasa kau hanya berkerja sama dengan alamku, melunakkan sedikit, kerak-kerak di permukaan bumi. Selesai kerjamu nanti, aku yakin, bukan hanya kerak bumi yang melunak. Mungkin juga keras kepala kami.
- Perempuan di balik jendela yang basah -
Oleh: @ulansabit
Diambil dari http://punyaulan.wordpress.com
No comments:
Post a Comment