10 February 2013

Yang Aku Rindu Itu Dia, Bukan Kamu


Teruntuk:
Kamu yang selalu ada dalam tulisanku

Sampai sekarang pun aku masih menulis tentangmu. Seperti yang dulu pernah kukatakan dan selalu kuulang, apapun tentangmu sepertinya tak akan habis untuk kutuliskan.
Tapi tidak untuk kali ini. Aku memutuskan untuk menuliskan tentang dia, bukan tentangmu lagi.
- Aku merindukan dia: segala percakapan kita—obrolan yang membuat kita betah tertawa sampai pagi sejak malam dimulai, film-film favoritmu atau kesukaanku, makanan yang bisa kita habiskan karena begitu sukanya. Yang aku rindukan itu ya dia, tentang semua percakapan kita, gelak tawa yang kita ciptakan, bukan kamu.
- Aku mengingat tentang dia: tulisan-tulisan yang akan datang menyapa begitu pagi tiba, ucapan saling menyemangati, perhatian sebelum pulang ke rumah atau saat salah satu di antara kita sedang. Yang aku rindu itu dia, bukan dirimu.
- Aku menghapal tindakan-tindakan spontannya: ini adalah tentang intonasi suaramu, caramu merengek sesuatu, atau sikapmu ketika ingin diperhatikan dengan sangat. Yang aku rindukan itu dia, tindakan-tindakan tadi, bukan dirimu.
- Aku merekam dia: kebiasaan-kebiasaan kecilmu seperti selalu mencari ponsel dan membaca pesanku begitu membuka mata saat mentari menyapa, bukan kamu.

Yang aku rindukan itu dia: (mungkin) kenangan tentang kita, cara kita membahas sesuatu sambil tertawa lepas, cara kita saling mengejek tanpa perlu ada yang sakit hati, atau apapun yang pernah kita lakukan berdua tanpa takut salah satunya jatuh cinta. Iya, aku merindukan dia—semua yang aku tulis tadi—bukan kamu.

Oleh @Judika_judik
Diambil dari http://judikabm.tumblr.com

No comments:

Post a Comment