Hai Han, apa kabar?
Lagi tidak ingin berbasa-basi toh kita sama-sama tahu bahwa kita lagi nggak enakan, iya kan? *insert emot lo aja kali f! yang cari masalah*
Han, aku capek. Bawain 'salibku' sebentar saja, boleh?
Ya seperti tertulis di kitabMu, setiap orang memanggul salibnya sendiri-sendiri dan masing-masing mereka menanggung kesedihannya sendiri-sendiri.
Aku lelah menunggu dan menjadi wanita pencemburu, selalu dikuasai prasangka jahat tanpa berdaya melihat sebenarnya dan menelusur kenyataan. Cemburu melihat banyak orang yang serasa jalannya mulus tanpa rintangan. Ya. Ya. Aku muluai terlalu banyak mengeluh lagi, ya Han?
Kenapa harus ada jarak sih Han, kenapa juga harus banyak perbedaan?
Kenapa manusia menciptakan banyak agama. Kenapa ciptaanMu paling sempurna justru kadang memperlihatkan kekurangannya dengan mengisyaratkan syarat bersama harus sama -sama agamanya. Enggak adil, Han or fairness my ass?
Kau sendiri yang mengatakan kita tidak boleh pandang muka dalam mencintai. Semua sama yang membedakan kebaikan mereka.
Kalau harus sama label, kenapa Kau izinkan aku jatuh cinta dengan mahluk yang tidak mengenalMu sebagai Tuhanku, dia memuja Allahnya Han. Kenapa? Toh rasa ini dariMu kan?
Ini masalah hati (walaupun bukan hidup dan mati).
Hati yang menentang banyak aturan baku yang beku.
Hati yang lagi dalam peperangan.
Hati yang masih berjuang.
Membawa harap kemana-mana meski selalu harus kututup telinga untuk cibiran-cibiran mereka yang melihat kami terlalu berbeda.
Kenapa Kau tidak membelaku?
Aku tidak pantas dibela?
Oh atau Kau cemburu, aku terlalu mencintai dia?
Oh Tuhan, benar adanya Kau adalah pencinta sekaligus pencemburu.
Han, sebagai sahabat mari berbicara. Dari hati ke hati.
Kau rela aku sedih? Karena akupun tidak akan mengkhianatimu.
Tolong kali ini percaya walaupun sulit setelah semua hal yang tidak baik yang aku lakukan. Boleh ya? Izinkan ya? Ah, Kau pasti tahu apa yang paling kuingini saat ini.
Atau memang kebahagiaanku sampai disini, mencintai tapi tidak bisa memiliki.
Kau bukan Tuhan yang jahat, aku tahu itu.
Namun jika ini becandaan dariMu, kuanggap ini yang paling tidak lucu.
Atau aku yang sudah kehilangan selera humor?
Kau Maha tahu, Maha bisa, Maha sarkas dan segala ke-Mahaan-anMu membuatku tidak bisa apa-apa selain pasrah dan menaruh percaya.
Han....
Setelah sekian kali patah hati, aku tidak yakin kali ini sama, bisa dan sanggup melewati. Kalau patah hati lagi mungkin waktu pun tidak akan mampu mengobati.
Maaf, jika lantang dan terlalu banyak menuntut jawab.
Aku tahu tidak mudah menjadi seorang sahabat kepada seorang yang sedang bersahabat dengan orang lain dan sekaligus menjadi Tuhan si punya kuasa melakukan apapaun. Dan aku tahu Kau penuh cinta bahkan kepada wanita yang semena-mena seperti aku.
Han, Terimakasih untuk waktuMu.
You know I love you and I know You hear me..
Show me your way.. I beg You!
Love
Fredrica
Ditulis oleh : @fre_drica
Diambil dari http://fredricmocca.posterous.com
No comments:
Post a Comment