10 February 2013

Surat Penebus Janji


Selamat siang, Mbak? Semoga hari ini membahagiakan untukmu, sehingga lekungan senyummu dapat merekah indah melampaui rona jingga pada senja.
Ah.. Sapaanku memang terlihat kaku. Aku memang selalunya begitu, selalu gagu pada sapaan pertamaku.
Mungkin karena tak terbiasa.

Tak perlu dipertanyakan lagi kan, alasan kenapa aku menulis surat ini?
Anggap saja sebagai penebus janjiku semalam.

Dalam surat ini aku tak bisa berceloteh seperti halnya orang dewasa, karena aku belum sepenuhnya menau tentangmu.
Bahkan awal perkenalan kita, aku juga lupa bagaimana, bermula tentang hal apa?
Lucu memang.. Aku memang (terkadang) orangnya suka pelupa, mungkin akibat penuaan dini kali ya? Hehe..

Yang aku tahu darimu hanyalah caramu meracik kata untuk memotivasi, lihai sekali.
Caramu menyuap kata, bisa meredam tiap sentuhan murung dan menggagalkan kesedihan. Hingga kesepian menghelakan nafas sesaknya.

Aku ini tak pandai memuji perempuan, apalagi untuk merayunya. Mungkin diamlah yang akan berbincang dengan soneta sengketa ego. Jadi maafkan aku jika kata-kataku wagu.

Singkatku, aku hanya ingin berbagi cerita denganmu, walaupun hanya lewat surat penbus janjiku, dan twitter.
Walaupun kita tak saling menau dan bertatap temu, aku harap kita bisa saling bercerita dan melontarkan sapaan yang menjadikan keakraban dalam interaksi aksara mati dan menjadikan kita saling memahami juga mengerti.

mmm.. Aku sudah tak tahu apa yang harus aku torehkan lagi tentangmu dalam tulisanku, aku tak banyak tahu tentangmu.
Semoga dengan datangnya surat ini, kamu tak terganggu.
Selamat menjalani hari, semoga hari-harimu memberi kebahagiaan tiada henti. :’))

Dari lelaki penebus janji.

Oleh @julyyys_ kepada  @aniez_wulandari 
Diambil dari http://agungjuly.wordpress.com

No comments:

Post a Comment