10 February 2013

Mohon Dimaknai


Tidak akan banyak yang kutulis di sini. Entah sudah berapa kali aku tulis di kotak-kotak pesan mengenai kemauanku untuk diam dalam riuhku sendiri. Tidak semua yang terjadi padaku bisa kau ketahui, sudah pula kutulis itu di isi pesanku.

Jika sampai sekarang aku masih mau diam, itu karena apa yang di dalam diriku masih terus mencari tenang. Untuk saat ini, dan sampai waktu yang tak mampu kubataskan, diam akan jadi ketenanganku. Terserah apa katamu dan anggapanmu tentang pencitraan yang kau maksudkan kepadamu. Aku tidak peduli dengan pencitraan. Pun dengan tulisan ini, bagaimana penilaianmu terhadapku. Sungguh, aku butuh waktu untuk menenangkan diri dengan caraku sendiri.

Kau boleh bercerita apa saja, pun aku yang masih memilih diam. Sebut aku egois, jika memang demikian.

Oh ya, kekasihku minta maaf karena sudah lancang membalas pesanmu di kotak masuk pesanku. Seperti maumu. Pun aku juga minta maaf jika apa yang sudah kulakukan kau nilai salah. Sekali lagi, mohon maknai diamku bukan untuk menjauhimu. Aku benar-benar butuh waktu. Untuk apa saja. Mohon.


Ditulis oleh : @dzdiazz untuk @_bianglala
Diambil dari http://dzdiazz.blogdetik.com

No comments:

Post a Comment