10 February 2013

The Way I Love You


Untuk gadis manis yang sedang sinis kronis,



Ah, jangan kira aku tidak paham sindiranmu. Aku mungkin hanya diam saat kamu menggumam pelan-namun-tidak-cukup-pelan-sehingga-aku-bisa mendengarnya, “30 Hari Menulis Surat Cinta udah mau abis, tapi ga ada yang ngirimin aku surat. Bales kek suratnya. Dikirimin surat melulu, bales ga pernah.” Jangan kamu kira aku tidak menghargai surat-surat yang sudah kau tulis untukku selama 30 Hari Menulis Surat Cinta. Kamu tidak tahu kan, aku mencetak semua suratmu untukku sebanyak 3 lembar; satu kutempel di dinding dekat tempat tidurku, yang satu lagi kutempel di meja kerjaku, dan yang terakhir kumasukkan ke dalam binderku.

Kamu pernah bilang, “my writings and I are two different entities. Usually people would only fall in love with one of them, not both. You choose.” Kamu sadar tidak, bahwa aku mencintai keduanya? Kamu dan tulisanmu. Kamu mengirimkan cintamu lewat deretan aksara yang membentuk untaian kalimat penuh makna. Kamu menyentuh hatiku melalui jari-jarimu; bukan melalui sentuhan fisik, tapi melalui susunan kata yang kau ketik. Aku tidak bisa memilih salah satu dari kamu atau tulisanmu. Sekarang kamu harus meralat ucapanmu, tambahkan “except my partner of life. He loves my writings and I both.”

Kamu mungkin sudah muak dan bosan bila aku bilang bahwa aku tidak bisa menulis sepertimu. Maka dari itu aku tidak bisa membalas surat-surat yang kamu kirimkan melalui deretan huruf dan untaian kata yang sama. Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan cinta. Kamu mungkin piawai dalam kata-kata dan mampu menangkup cinta untuk kau kirimkan padaku melalui barisan kalimat. Aku tidak. Namun bukan berarti aku tidak bisa mengungkapkan dan mengirimkan cinta padamu. Cintaku terungkap, terwujud, terkirim, dan terasa oleh ratusan hal-hal kecil yang kulakukan setiap hari yang mungkin luput dari perhatianmu.



Cintaku terungkap dari caraku menyanyikan lagu “Beautiful Mystery” dari musisi kesukaanmu dan mempersembahkannya khusus untukmu.

Cintaku terangkum dari caraku membiarkanmu memutar lagu kesukaanmu berulang-ulang sepanjang perjalanan kencan kita, meskipun aku bosan setengah mati.

Cintaku terasa dari caraku yang berkerut was-was setiap kali kamu memakai salah satu koleksi sepatu stilletomu, meski aku tahu kamu terbiasa melangkah dengan hak tinggi, aku tetap berjaga-jaga di belakangmu kalau-kalau kamu kehilangan keseimbangan.

Cintaku terkirim dari caraku membiarkanmu melanglang toko buku berjam-jam lamanya tanpa protes sedikitpun.

Cintaku terwujud dari caraku mendukung peranmu sebagai masculine woman dalam hubungan kita dan hanya tertawa tak menanggapi saat mereka mengomentari kita; “itu sih ceweknya yang macho.” Atau; “itu pasangan Ken-Barbie. Pas banget, si Ken(nissa) dan Barbie (sebut namaku).”

Cintaku terlukis dari caraku ikut mengelus-ngelus kucingmu untuk membuatmu senang, meskipun aku mengidap asma dan bulu kucing adalah salah satu pemicu asma.

Cintaku terlihat dari caraku menurutimu yang menyuruhku untuk menon-aktifkan twitterku karena kamu merasa dimata-matai dan tidak bebas, meskipun jelas aku punya hak untuk membuat akun twitter.

Cintaku teraba dari caraku membantumu mengeluarkan segala uneg-unegmu dengan cara se-profesional mungkin, untuk membuatmu merasa lebih baik dan tidak lagi memusuhi realita.

Cintaku tertuang dari caraku mengantarmu bolak-balik ke Simpang Lima saat kamu kuajak ke kampung halamanku, meski aku tidak tahu apa yang begitu menarik dari Simpang Lima sehingga membuatmu ingin terus-terusan ke sana pagi, siang, sore, malam.

Cintaku tertulis dari caraku pasrah tak melawan saat kejahilanmu timbul dan kamu ingin mendandaniku dengan “peralatan lenong”mu; apalah itu segala nama alat make-up yang tidak kuketahui, dan mengambil fotoku yang super aneh setelahnya, dan mengirimnya ke teman-temanku.

Cintaku tersampaikan dari caraku mengirimimu parikan-parikan (pantun jawa) yang disambung-sambung dengan penggalan-penggalan lirik favoritmu dari lagu-lagu Owl City.

Cintaku tercurah dari caraku melahap semua masakan coba-cobamu sampai habis, meskipun kamu membubuhkan garam banyak-banyak ke dalam masakanmu dan mengganggap semua orang penikmat asin garis keras sepertimu.



Ada banyak cara bagi setiap orang untuk mengungkapkan cintanya. Aku harap dengan cara-caraku tadi (yang tentu saja masih banyak lagi dan tidak bisa kusebutkan satu per satu), kamu telah mendapatkan balasan untuk surat-surat yang kau kirimkan padaku.

Cintaku tidak terungkap dalam kata, namun tetap merasuk dalam jiwa.



Peluk cium

Pacarmu yang meminjam otak dan jemarimu untuk menuliskan ini semua


Oleh @sneaking_jeans
Diambil dari http://menyingsingfajar.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment