10 February 2013

Katakan!


Katakan kau mencintaiku,seperti aksara-aksaraku yang melantunkan cinta kepadamu.

Kadang kala, aku butuh mendengar dan membaca. Cinta tak hanya sekedar rasa. Agar mata dan telinga tak hampa, dan hati mata rasa.

Coba kau koreksi aksara-aksara yang tercipta dari jemariku, yang menjadikan dirimu tokoh utama dan inspirasi terindah. Bagian mana yang kau tak suka? Lelahkah kau menjadi peran utama di dalam lembaran tulisanku? Jangan, jangan lelah. Karena satu-satunya caraku menyentuh setiap senti tubuhmu dari jauh adalah dengan menuliskanmu, seperti ini.

Sesekali aku menarik nafas panjang. Untuk memutar kata dan menemukan bait yang indah tentangmu. Agar kau selalu tampan dibaca setiap orang.

Kau jangan terlalu serius membaca tulisanku. Menceritakanmu kepada semesta adalah tugasku, karena aku mencintaimu. Apa tugasmu? Mencintaiku? Lakukan. Meskipun kadang caramu mencintaiku tetap saja membuatku memutar otak lagi dan lagi. Menerka-nerka apa yang kau rasa, menduga-duga apa yang kau mau, dan akhirnya menebak sebisaku, dan akhirnya SALAH. Kau terlalu membiarkanku bermain-main dengan dugaan-dugaan semu.

Instingku kadang kala ada benarnya. Bukan cuma kecurigaan tanpa sebab dan menyudutkan kau sebagai tersangka. Tapi benar, kau tersangka utama. Kau tersangka utama kasus pencurian hatiku.

Rinduku. Ia sekeras batu. Semakin dilempar jauh-jauh, semakin sakit menghantam tubuh.

Cintaku. Tak usah kau tanya. Sebesar apa juga aku tak kuasa menuliskannya. Hanya kau yang bisa merasakannya, dan orang lain hanya menerka-nerka dan menebak sebisanya. Jangan jadikan cintaku sebagai beban, justru ia ingin meringankan. Tapi ia juga tidak untuk dibagikan. Hanya kepadamu dan kepadaku. Bukan orang ketiga, keempat, kelima, atau kesekian.

Ah, sudahlah… Aku yakin orang bosan membaca cinta, kita, dan cerita.

Cukup aku katakan aku mencintaimu. Sudah. Sekarang giliranmu, katakan kau juga mencintaiku.

Oleh @iddailiyas
Diambil dari http://iddailiyas.tumblr.com

No comments:

Post a Comment