10 February 2013

Menangisi Kita


Gelap sekali di luar, dear.
Tak lama, kilat datang sambar menyambar.
Kemudian langit menangis.
Saat ini bukan hanya tanah, pohon, dan jalan yang basah. Pipiku juga basah.

Aku tak mampu lagi mengerem air mata, dear.
Dia turun tanpa perintah.
Hati sudah lelah.

Apa kabarmu hari ini, dear.
Sudahkah kau baca suratku yang lalu.
Sudahkah kau pikirkan, atau persis seperti yang kubayangkan kemarin, kau anggap aku cemas berlebihan.

Dear, segenap darahku menyanyikan lagu rindu.

Oleh @atemalem Sumber: http://rehatemalem.wordpress.com

No comments:

Post a Comment