Setelah kamu menerima surat ini, aku telah pergi. Pergi, entahlah kemana yang pasti menjauh dari kehidupan. Sudah sekian lama waktu kuhabiskan untuk menunggumu, meyakinkan bahwa cinta tidak sakit melulu. Namun berkali-kali juga kamu ragu dengan alasan belum dapat melangkah dari masa lalu. Aku tidak mungkin bisa membujukmu untuk melangkah karena hanya kamu yang punya kuasa pada setiap langkah.
Percayalah, masa lalu itu selalu soal perasaan sedangkan masa depan adalah pemikiran. Kamu tak akan bisa terus selamanya diam di tempat dengan berharap dia yang kau sebut pengkhianat datang kembali seakan malaikat. Kamu adalah penguasa dari rasa, bukan budak rasa yang hanya pasrah menghadapi luka.
Aku selalu berusaha, untuk memapah hatimu yang patah. Namun lagi-lagi segalanya berakhir sia-sia. Aku lelah. Mungkin memang waktu tidak pernah memihak kepadaku padahal aku selalu menjadikannya sahabat. Iya, apalagi sahabat setia bagi mereka yang sedang menunggu selain waktu?
Untukmu, aku pamit. Maaf jika selama ini aku tidak mampu menyiapkan pijakan kokoh untuk dapat kembali berjalan. Maaf jika ternyata aku hanya dapat menemani tanpa memberi kekuatan, juga maaf karena cinta mati di ujung jalan.
Jika ingin mencariku, aku sudah pergi ke masa depan. Mungkin itu satu-satunya cara agar dapat mengajakmu pergi dari masa lalu yang selama ini membuatmu nyaman. Sampai jumpa di ujung jalan. Aku mencari di mana cinta, jika ternyata nanti kau yang ku jumpa berarti kamulah yang dimaksud cinta.
dari,
aku purnawirawan tunggu
oleh @sedimensenja
diambil dari http://sedimensenja.wordpress.com
No comments:
Post a Comment