Telaga Sunyi
Dear Mey,
Matahari merangkak naik dan
perlahan menyembul dari balik atap rumah di depanku. Cahayanya menulusup
melalui kisi-kisi jendela kamarku, menyenyuh kulit tanganku yang tengah
menggenggam pena menuliskan barisan kalimat-kalimat untukmu di sana.
Pagi, ia tak perlu berjanji pada
Bumi dan seisinya untuk kembali, karena takdirnya memang untuk memeluk
Bumi, dan mengirimkan pesan-pesan yang ditinggalkan malam pada dedaunan
dalam tetes-tetes embun. Pagi akan selalu datang kembali, hingga senja
jingga menyemputnya, dan gemulai malam mengganti tugasnya menemani Bumi,
mengarungi sepi.
Mey, sesuatu yang telah
ditakdirkan bersama rasa-rasanya memang tak perlu memberikan janji,
ataupun terikat janji. Ia pasti akan kembali. Lalu kita akan mulai
berpikir, bagaiman kita dapat mengetahui aku-kamu adalah sebuah takdir?
Ya, kita harus menjalaninya setapak demi setapak, sehasta demi sehasta,
dan sejengkal demi sejengkal. Tak usah berlari, sebab setahuku cinta
akan datang tepat waktu.
Mey, bagaimana dengan ulat-ulat
yang kuletakkan di tubuhmu, sudahkah ia berubah menjadi kepompong? Atau
justru kini telah menjadi kupu-kupu yang senang hinggap di perutmu?
Rawatlah, Mey, rawat kupu-kupu bersayap rapuh itu.
Matahari sudah kian meninggi dan
telah membuat bayang-bayang yang menutupi aksara-aksaraku semakin
panjang. Mey, biarkan aku berjalan menujumu pelan-pelan saja. Seperti
pagi yang beranjak pergi, atau seperti ulat yang menjelma jadi kupu-kupu
bersayap rapuh.
Indra.
Oleh @acturindra untuk @meyDM
Diambil dari senjasorepetang.wordpress.com
---
Surat balasan @meyDM untuk @acturindra
Buka Bungkusnya
Dear Indra,
Surat ini tak berisi kata-kata manis
seperti yang kautulis kemarin. Kadang, kalimat-kalimat indah dicukupkan
Tuhan untuk dinikmati saja, atau aku yang tak mampu membalasnya.
Entahlah…
Surat ini teramat singkat, sesingkat usia manusia di dunia. Sengaja tak kuperpanjang, agar hari ini kau tak melulu membaca duka.
Surat ini berisi hadiah, 1 lagu pengantar
tidur, terbungkus kertas kado warna apapun yang kausuka. Bayangkan saja
dalam kepalamu, perlahan bungkusnya kaubuka, lalu nada-nada berlompatan
merimbunkan hutan batinmu. Nikmati hadiahku setiap malam sebelum pejam.
Semoga mimpimu indah selalu. Semoga pagimu hangat selalu.
N.B. Ini hadiahmu!
Diambil dari meydianmey.wordpress.com
No comments:
Post a Comment