07 February 2013

Karpet Terbang


Pantatku selalu berjodoh dengan karpet. Entah apa yang menyebabkan seperti itu.

Meskipun di ruang keluargaku ada sofa, entah kenapa aku lebih memilih untuk menggelar karpet dan berbaring di atasnya. Terkadang aku bawa setumpuk bantal dan selimutku untuk berbaring di atas karpet dan menonton televisi.

“Cuma pas kamu pulang ke rumah aja karpet itu digelar. Biasanya jarang ada yang pake.”, kata mamaku.

Terbersit di pikiranku, mamaku ngidam apa saat dulu mengandungku? Sampai-sampai aku bisa jatuh cinta pada karpet seperti ini. Saat kecil dulu, aku sempat menganak tirikan tikar, yang biasa terbuat dari daun pandan, atau plastik. Tikar tidak hangat seperti karpet. Aku tidak betah.

Aku hanya mau karpet.

Kamar kost-ku juga aku desain dengan model Tatami dari Jepang. Kasur yang diletakkan di lantai semata agar aku bisa memasang karpet. Bulu-bulunya memberikan kenyamanan dan kehangatan. Aku betah berjam-jam berada di atas karpet.

Seandainya karpet memang bisa terbang, seperti milik Aladdin. Karpetku akan kuajak terbang untuk mencari kekasih hati.

Tunggu! Ada yang salah!

Bukan mencari, aku sudah punya kekasih hati. Aku akan menjemputnya!

Tunggu aku ya.. :*

Oleh @inggaharya
Diambil dari http://inggaharya.wordpress.com

No comments:

Post a Comment